Wednesday, March 21, 2018

REDDIT #34: HALLOWEEN, 2017




Halloween, 2017

Penulis: sac_boy


Bel pintu berdering untuk kelima kalinya sekitar jam 9, tepat ketika aku hendak mematikan lampu. Anak-anak seumuran SMP (mungkin terlalu tua untuk Halloween) menengadahkan tangan mereka untuk meminta permen. Aku senang untuk membantu - aku memberikan sebagian besar marshmallow jumbo buatan istriku, yang mereka terima.


Ketika ketukan lain terdengar setelah pukul 10 dan aku tengah asyik menonton berita, aku memerlukan usaha ekstra untuk membuka pintu dengan senyuman. Kali ini hanya ada satu anak kecil dengan topeng kerangka plastik dan kostum yang dibikin asal-asalan seolah dia berasal dari tahun 1987. Aku memberikan semua permen yang kami tinggalkan dekat pintu dan kembali ke depan TV dengan segenggam bir.

Terdengar ketukan lain ketika aku bersiap tidur dengan istriku pada 11.45 dan aku membungkuk keluar dari jendela, berharap memergoki siapa pun yang berusaha mengisengiku malam-malam begini. Yang mengejutkanku adalah sekelompok anak kecil berkostum Halloween dengan tas yang ditengadahkan ke atas, seolah mereka berharap menerima permen. Aku menyalakan lampu teras dan menemui mereka.

"Apakah ini tidak terlalu larut malam?" aku bertanya, tetapi mereka beringsut pergi tanpa balasan setelah kuberikan mereka sisa permenku.

Kami tertidur ketika bel pintu berdering pada pukul 1 dini hari. Aku berdiri tak percaya melihat bayangan bergerak di kaca pintu yang buram.

"Itu paling para remaja yang kembali dari pesta Haloween," kata istriku. "Masih ada 
marshmallow di dapur. Serahkan saja sebelum mereka melakukan sesuatu yang bodoh."

Jadi aku melakukannya, sembari sedikit saja membuka pintu, dan seutas lengan yang kurus mengambil kantung permen itu dengan cepat. Mereka lari dengan suara tawa yang membuatku bergidik.

Hanya itu permen yang kami miliki. Kami tidak punya apa-apa untuk memberi anak gadis berkerudung merah yang merangkak di teras kami pada pukul 3.30 pagi, sosok kurus menyerupai tengkorak yang menggedor dengan kencang pintu kami pada jam 4 dini hari, gerombolan goblin yang menekan bel berkali-kali pada pukul 5:20, si kembar siam yang meneriakkan nama kami pada jam 6.

Tidak ada apapun untuk anak berkostum babi yang menangis seperti kucing. Seorang pria tanpa kulit yang mengutip Kitab Yudas. Burung gagak seukuran manusia dengan paruhnya yang mengetuk-ngetuk kaca. Pria yang mengaku sebagai diriku, pulang dari kerja.

"Ini semua lelucon!" kataku, masih tidak mempercayainya. Sekitar jam 10 pagi, istriku dengan letih mengatakan bahwa matahari seharusnya muncul. Ada yang benar-benar salah dengan Halloween tahun ini.

Sekarang setelah jam 2 dan listrik mati. Hari masih gelap. Ponsel kami mati dan tidak ada apa pun di layar televisi kecuali siaran statis. Bahkan radio-pun tak berfungsi. Aku mendengar sesuatu bergerak di atas atap. Kami sudah membuat bekal dan membawa senjata. Kurasa kami akan lari secepatnya menuju ke mobil.

4 comments:

  1. ini terlalu fantasi bgt. mereka berdua masa tiba2 ke dunia lain gitu sih?

    ReplyDelete
  2. ini rumahnya ditutupin makhkuk2 gitu ya dari luar,makanya dikira gelap? trus itu kenapa katanya mati lampu tapi tv nya nyala?

    ReplyDelete