Wednesday, March 21, 2018

REDDIT #17: AKU KECANDUAN FILM SNUFF




“I'm Addicted to Snuff Films”

Penulis: lukkynumber


Apakah itu membuatku menjadi orang jahat? Aku dulu merasa bersalah. Aku muntah dua kali saat pertama kali aku melihat seseorang terbunuh. Tapi kemudian rasanya mulai menjadi sensasi. Benar-benar membuatku melayang!

Siapa pun yang kecanduan akan memberi tahumu – betapa luar biasanya sensasi yang kau dapatkan dari bahan kimia yang dihasilkan tubuhmu sendiri. Rasanya  tidak tertandingi. Entah itu pecandu adrenalin, mabuk, atau perjudian ... mereka tak bisa hidup tanpanya.


Jadi menurutmu aku orang jahat? Bukannya aku yang membunuh mereka. Aku hanya menikmati prosesnya saja. Oke, aku tahu ... bagi kalian mungkin aku terdengar mengerikan. Tapi jangan sok suci, kalian juga punya kebiasaan buruk kan?

Seni “snuff” sudah berkembang pesat. Dulu semua videonya kasar, menunjukkan mereka beraksi di bawah tanah yang remang-remang atau motel kumuh yang menjijikkan. Sekarang, mereka memiliki video ini yang disebut "remote", di mana kalian bisa melihat saat mereka bersiap-siap, lalu menyetir atau berjalan ke tempat tujuan, lalu membunuh korbannya. Semua secara live! Keren sekali bukan?!

Tentu saja, alamat jalan dan wajah para pelakunya dibuat kabur. Siapa sih yang ingin ditangkap polisi?

Video jarak jauh yang kutonton hari ini adalah yang paling gila. Sang pelaku sedang syuting dirinya berjalan ke rumah korbannya, dan aku tahu aku mengenali jalan itu. Ketika dia mendekati jalan masuk dan kemudian berjalan ke pintu kaca geser di sisi rumah, jantungku mulai berdebar-debar. Bulu kudukku bergidik saat ia menyelinap masuk ke dalam rumah, dan dengan langkah tanpa suara menaiki tangga berkarpet.

Aku tidak bisa memalingkan mataku dari layar, meskipun aku tahu persis di mana ia berada. Foto keluarga yang terekam di latar belakang semakin meyakinkanku.

Keringat dingin mulai bercucuran. Aku tahu ini semua salah, tapi aku tidak bisa menahannya. Mulutku basah dengan antisipasi saat sang pembunuh membuka pintu kamar. Pisau berburu yang tajam telah tergenggam di tangannya.

Aku merasakan otakku hampir meledak oleh dopamin saat video itu menunjukkan kamar tidur yang berantakan, sementara sosok lain tampak tengah sibuk di depan meja, menatap layar komputer. Headphone menempel di telinganya.


Aku merasa takut sesaat, karena sang pembunuh  meletakkan tangan bersarungnya di bahu sang korban. Perutku terasa mulai ketika sang kepala sang korban mulai berputar dan wajah keponakanku yang berusia 10 tahun memenuhi layar.


Aku mencoba mengeringkan tanganku yang basah oleh keringat dan bersiap untuk klimaks.

7 comments:

  1. Naaaaah, kan, udah berapa kali elu oe kasih bilang, jangan main-main yang berbahaya. Kena sendiri kan....!!!##

    ReplyDelete
  2. jd dy nonton anggota keluarganya dibunuh, ponakannya jd korban di film snuff yg dy tonton, begitu?

    ReplyDelete
  3. Jadi dia ngeliat keponakan nya sendiri dibunuh? Tadi sempet ngira si "aku" yg jadi korban berikutnya...

    ~Nadeshiko~

    ReplyDelete
  4. Pasti si "aku" yg membayar pembunuh itu kayak para pembunuh bayaran yg ada di deep web. Dibayar, terus pas lagi bunuh difilm-in. Dasar fetish yg aneh ckck

    ReplyDelete
  5. jadi gini guys. mungkin aja dia tinggal satu keluarga dgn om n tantenya sertw kakek neneknya. jadi tu rumah buat keluarga besar.

    nahh disini tu "klimaks" yg aku maksud tu mungkin gilirannya dia dibunuh.



    atau mungkin aja itu rumahnya cuma rumah tante, om, serta keponakannya

    ReplyDelete