Friday, August 23, 2019

REDDIT DARK TALES #24: GADIS NOMOR 6 DARI BERITA


Judul Asli: “Girl Number Six from the News”

Penulis: Writal


Di layar televisi hitam putih itu, terlihat seorang penyiar berita dengan wajah muram.

Seorang wanita muda kembali menghilang.” ia mengumumkan. Sebuah foto seorang gadis bermata bitu nampak di layar. Aku tak mengenalinya. “Ia terakhir terlihat dua hari lalu. Pihak berwajib meyakini bahwa kasus ini berkaitan dengan kasus sama yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini.


Kolase tujuh foto wanita muncul memenuhi layar. Tubuhku merinding melihat foto kelima dan keenam. Foto kelima adalah seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan senyum yang amat cantik. Gadis keenam adalah aku sendiri.

Wajah sang penyiar kembali muncul, “Jika Anda memiliki informasi tentang wanita-wanita yang menghilang ini, tolong hubungi polisi secepatnya.” ia membagi ucapan simpati dan TV-pun mati.

Pria di sebelahku yang mematikannya. Rambutnya yang hitam panjang bergelombang terlihat acak-acakan di atas matanya, namun wajahnya dicukur dengan bersih, terkecuali kumis melengkung di atas bibirnya.

Ia menggapai rambut pirangku dan memainkannya di jemarinya sembari berbisik di telingaku.

Katakan lagi, apa ketakutan terbesarmu?”

Napasku memendek. Aku melirik ke kursi bernoda darah di pojok ruangan. Tali-tali yang tak terikat bergeletakan di lantai di bawahnya, yang juga ternoda warna darah. Aku menatap kembali ke layar televisi yang kosong.

Disiksa.” balasku.

Kumisnya melengkung ke atas ketika ia meringis, “Betul sekali.” Ia meraih tubuhku kembali dan menarikku mendekat, “Itu adalah salah satu favoritku.”

Ia membuka kunci borgolku dan menuntunku berjalan ke pojok ruangan. Ia mendudukkanku di sebbuah kursi besi dan mengikatku kembali.

Aku mendengarnya berjalan ke atas dan kembali beberapa menit kemudian. Namun, ia tidaklah sendirian.

Ia berjalan melewatiku, menuntun seorang wanita baru ke atas matras yang terletak di tengah ruangan. Ia mengikat tangannya dengan rantai dan melepaskan penutup matanya. Mata birunya menyapu ruangan, melebar ketika bertatapan dengan mataku.

Ia berjalan di sampingku dan menatapnya, “Dia adalah seorang pejuang.” katanya, sembari memainkan jarinya kembali di rambutku, “Seperti kau dulu.”

Ia tertawa dan berjalan ke arah gadis bermata biru itu. Aku tahu bahwa aku-lah yang selanjutnya.

Ia kemudian duduk di sampingnya, mengagumi sang gadis nomor tujuh dari berita.

:Katakan, Sayang.” ujarnya pelan, “Apa ketakutan terbesarmu?”

Tubuhnya gemetar dan bibirnya bergetar menjawab. Suaranya patah-patah ketika ia berbicara.

Teng ... tenggelam, kurasa ...”

Tenggelam?” tawanya, “Nah, itu hal yang baru!”

Dia pergi dan kembali dengan sebuah bak plastik yang besar. Ia mengisinya penuh dengan air dan mendudukkanku di depannya.

Hal terakhir yang kuingat saat ia membalik kursi itu dan mendorong kepalaku ke dalam bak itu adalah wajah gadis nomor lima dari berita dan betapa menyesalnya aku.

Seharusnya saat itu aku berbohong tentang ketakutan terbesarku.


6 comments:

  1. Maksudnya gimana sih? Cewek2 itu dibunuh dengan cara yg disebutin ama korban selanjutnya? Aku paling takut disiksa jadi gadis kelima mati disiksa, trus gadis ketujuh bilang takut tenggelam makanya aku bakak ditenggelamin sampe mati?

    ReplyDelete
  2. Itu kalo nomor 8 nanti ketakutan terbesarnya liat mantan gimana ya?

    ReplyDelete
  3. Jadi si gadis nomer 6 menyesal karena gara" dia jujur gadis nomer 5 disiksa sampe mati ??

    ReplyDelete