Friday, August 23, 2019

REDDIT DARK TALES #20: PENGUMUMAN SANG SHERIFF


Judul Asli: “The Sheriff's Announcement”

Penulis: VietDam


Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian ...”

Sang sheriff dengan enggan memulai pengumumannya dari atas podium. Ia berusaha menenangkan diri sebelum menyampaikan pengumuman itu.

Saya benar-benar minta maaf, sekali lagi, karena harus mengumpulkan semuanya untuk mengumumkan penemuan kami mengenai kasus menghilangnya 13 anak di kota kita. Sebagai ayah dari dua anak, saya hanya bisa membayangkan rasa sakit yang harus Anda dan keluarga Anda alami. Mohon terimalah ucapan duka cita saya yang sedalam-dalamnya.”

Ia berhenti. Ucapannya serasa ditenggelamkan oleh ketegangan dan keheningan dalam ruangan itu. Para orang tua itu tak bereaksi, hanya sesekali mengeluarkan suara sesenggukan. Ia tahu, rasa pahit yang mereka rasakan saat ini sudah melebih batas kemampuan mereka untuk menanggungnya.

Jadi, marilah kita langsung membahas penemuan kami. Saya ingin mengumumkan bahwa pelaku penculikan itu sudah tertangkap. Berkat kerja sama warga, kami telah berhasil melacak semua bukti yang mengarah ke tempat persembunyiannya ...”

Ia berhenti sejenak kembali. Bahkan kini berita yang sekilas terdengar positif ini sama sekali tak mampu menembus atmosfer duka yang mengental di ruangan itu. Beberapa menaikkan alis merrka, beberapa menundukkan kepala, seolah mereka telah menyerah. Mereka tahu apa yang hendak dikatakan sheriff itu berikutnya.

Dengan sangat menyesal, kami menemukan 13 tubuh tanpa kepala di ruang bawah tanah sang pelaku ...”

Walaupun sudah mengantisipasi berita buruk itu, para orang tua di ruangan itu tak mampu mencegah ledakan tangis mereka. Sang sheriff berusaha mengumpulkan keberanian untuk menyelesaikan pengumumannya.

Kami juga menemukan, bapak dan ibu sekalian, tak ada cara untuk menyampaikan hal ini kepada Anda semua ... 13 kepala anak-anak di dalam freezer.”

Sebelum merampungkan kalimatnya, ruangan itu sudah dipenuhi dengan teriakan penuh umpatan dari para ayah, dibarengi dengan tangisan yang makin menjadi dari para ibu. Ruangan itus erasa dipenuhi tsunami kemarahan dan keputusasaan. Para pria berusaha memeluk istri mereka untuk menenangkan mereka.

"Tapi ...”

Satu kata itu mampu membuat semua orang terdiam kembali. Mereka menahan emosi mereka dan memperhatikan apa yang akan dikatakan sang sheriff. Mereka menatap tak percaya ke arah podium, dimana sang sheriff terlihat terbebani dengan berita yang harus ia sampaikan kepada mereka.

Tapi saudara-saudara sekalian ... ketiga belas kepala itu sama sekali tidak cocok dengan 13 tubuh yang kami temukan.”



2 comments: