Friday, August 23, 2019

REDDIT DARK TALES #15: BETHANY


Judul Asli: “The Mortician's Daughter”

Penulis: by TeslaToth


Banyak pelamar yang datang ke kantor kami menginginkan pekerjaan sebagai forensik karena kebanyakan nonton serial kriminal di TV. Pekerjaan sebagai forensik tidaklah seromantis yang mereka duga. Mereka membayangkan dapat memanfaatkan sains untuk bekerja sama dengan polisi demi memerangi pembunuh berantai dan mengalahkan kejahatan. Banyak dia antaranya adalah pembully di masa mereka sekolah dulu dan ingin menjadi pahlawan kesiangan.

Mereka tidak menganggap pekerjaan sebagai koroner dengan serius. Bagi mereka, jenazah hanyalah sebuah petunjuk yang bisa diiris, dibuka, lalu dibuang sesudahnya.

Tapi Bethany berbeda.

Ia menyadari bahwa mayat-mayat yang ia tangani dulunya manusia dan memperlakukan mereka dengan hormat, seolah-olah mereka masih hidup. Ia akan berbisik kepada mereka saat sedang bekerja. Ia akan menceritakan berita-berita terbaru atau mungkin memuji mereka dan mengungkapkan betapa ia merasa terhormat bekerja dengan mereka.
Beberapa mahasiswa kedokteran yang magang di sini mungkin merasa aneh atau tidak nyaman, namun bagiku, Bethany sangatlah menawan. Ia tahu apa yang ia lakukan – ia menghayatinya. Ia tahu alat apa yang harus digunakan, bagaimana memilah dan mengambil organ dengan tepat, bagaimana menjahit bibir mayat, dan sebagainya.

Bukan suatu kejutan bagiku ketika mengetahui bahwa ayahnya bekerja di rumah duka. Ia bahkan sempat bekerja dengan ayahnya di desa kecil tempat keluarga mereka mencari nafkah. Di sana mereka mempercantik jenazah untuk upacara pemakaman, sebelum mereka dikubur. Ayahnya juga punya jiwa sosial yang tinggi. Menjadi satu-satunya keluarga pemilik rumah duka di sebuah lokasi terpencil yang jauh dari mana-mana, beliau sering menawarkan jasanya secara gratis untuk orang-orang yang meninggal sebatang kara tanpa keluarga dan akan mengadakan upacara yang indah untuknya, tak peduli jikapun tidak ada yang datang.

Ayah Bethany terdengar seperti pria yang baik hati dan aku rindu ingin berjumpa dengannya.

Aku penasaran, apakah beliau dan putrinya sama-sama memiliki selera “dark humour” yang sama. Menurutku itu adalah cara yang tepat untuk mengatasi rasa tidak enak yang akan mereka hadapi ketika bekerja dengan mayat.

Hari ini, kami membahas tentang proses pembusukan dan hal-hal aneh yang bisa “dilakukan” mayat setelah mereka mati (post mortem).

Contohnya, kami telah membahas “coffin births” dan “angel lust” (silakan cari di google jika kalian berani). Kelam sekali bukan? Karena itu aku ingin mengakhiri kelas hari ini dengan hal yang lebih ringan.

Mayat mungkin dapat menggembung karena penumpukan gas dan gas-gas itu perlu lari ke suatu tempat.” aku berhenti untuk menambah efek dramatis, “Dengan kata lain, mayat bisa kentut.”

Para mahasiswa magang tertawa. Ketegangan mereka di kamar mayat itu perlahan luntur.
Bethany mengangkat tangannya. “Gas-gas itu juga bisa keluar dengan cara lain kok. Naik melalui pita suara sehingga mereka bisa terdengar seperti merintih.”

Memang benar mayat bisa “merintih” dan itu jelas bisa membuatku kencing di celana bila kau mendengarnya malam-malam.

Tapi Bethany kemudian menjawab, “Kadang kala mereka juga bisa terdengar seperti berteriak.”

Berteriak? Mustahil! Pita suara akan berkontraksi ketika seseorang berteriak, dimana proses itu memerlukan impuls listrik dari otak. Dan otak jenazah jelas tidak berfungsi.

Bethany, plis! Jangan menakut-nakuti mereka. Anak-anak ini bodoh sekali sampai mereka tak tahu kau sedang bercanda.”

Semua tertawa.

Siapa yang bercanda?” jawabnya dengan tatapan tajam.

Bethany kemudian menambahkan tanpa sedikitpun rasa humor di suaranya.

Terjadi terus kok saat aku bekerja dengan ayahku di ruang bawah tanah.”


4 comments:

  1. Jadi, si Bethany anak dari psikopat??

    ReplyDelete
  2. Jadi dia sering "ngobrol" sama mayat karena dari dulu emang sering ngobrol juga sama "mayat"

    ReplyDelete