Friday, August 23, 2019

REDDIT DARK TALES #18: DIJUAL – RUMAH KELUARGA KORBAN PEMBUNUHAN


Judul Asli: “FOR RENT: Apartment of the Johnson Murder-Suicide”

Penulis: metooou (dengan sedikit perubahan)


Tentu saja aku tahu cerita tentang apa yang terjadi di rumah keluarga Johnson. Sang ayah suka menyiksa keluarganya. Anak perempuannya kabur karena tak tahan perlakuan ayahnya. Ayahnya mengamuk karena marah dan membunuh ibunya. Sang ayah akhirnya bunuh diri. Ya, aku sudah mendengar semuanya. Masalahnya, aku butuh tempat tinggal dan rumah ini harganya murah, sangat murah. 


Aku mengerti bahwa tak ada yang mau tinggal di rumah dimana sesuatu seburuk itu pernah terjadi. Namun, aku sama sekali nggak pernah percaya sama yang namanya omong kosong dunia gaib itu. Ditambah lagi, lokasinya strategis, jadi akupun pindah seminggu kemudian. 

Sang pemiliknya menanyakan apakah aku mau menyimpan furniturnya dan ia ngeri begitu aku menjawab, “Tentu saja!”. Oke, aku tahu semua itu tragedi. Tapi aku nggak mau membuang begitu saja sofa, lemari, dan meja yang masih dalam kondisi bagus dan bercacat ini, hanya karena mereka milik orang-orang yang sudah mati menggenaskan.

Namun pada hari pertama, aku mulai meragukan kewarasanku. Awalnya hanyalah suara garukan yang pelan. Aku berpikir itu hanyalah suara tikus. Aku kemudian menyalakan TV, namun suara itu terus berlanjut dan mulai menakutiku. Suara itu akhirnya terhenti, namun kemudian terdengar suara, “DUK!”. Arahnya dari dalam lemari pakaian. Aku dengan perlahan berjalan mendekatinya dan membukanya. Di dalamnya hanya ada pakaianku. Aku menggeleng-gelengkan kepala karena begitu mudahnya ketakutan karena suara tikus dan pipa tua.

Haru-hari berikutnya, kondisinya bertambah buruk. Saat malah hari aku mendengar suara tangisan lirih. Pada malam berikutnya, aku mendengar seperti suara jeritan yang tertahan. Suara garukan itu terus terdengar hingga aku tak bisa membedakan, apakah suara itu nyata ataukah aku hanya membayangkan yang tidak-tidak.

Aku tak pernah percaya pada hal gaib. Namun untuk memastikannya, akhirnya aku berdiri di lorong rumah dan berkata, “Bu Johnson, tolonglah pergi. Jangan khawatirkan putrimu. Suamimu takkan bisa lagi menyakitinya.”

Aku memutuskan untuk tak usah menunggu “jawaban” dan langsung kabur menginap di rumah temanku. Hari berikutnya, aku pulang, setengah berhaap aku akan mendapatkan pesan dari dunia lain yang ditulis dengan darah di dinding. Namun tak ada apapun. Bahkan semenjak hari itu tak ada garukan, tak ada suara tangisan, tak ada apapun. Aku tak tahu apakah selama ini aku hanya berhalusinasi saja atau percakapanku “dari hati ke hati” dengan hantu itu akhirnya berhasil.

Dua tahun kemudian, aku akhirnya mendapatkan jawabannya.

Akhirnya, aku keluar dari rumah itu. Aku menikah dan akhirnya kami memilih untuk menjualnya untuk membeli rumah baru untuk kami berdua. Ketika kami pindahan, salah satu tukang angkut-angkut salah mengangkat lemari tua milik keluarga Johnson.

Hei,” kataku, “Tinggalkan saja!" istriku tentu protes jika aku menyimpan lemari milik korban pembunuhan.

Maka diapun menaruhnya kembali. Namun anehnya, begitu lemari itu dipindahkan, aku baru menyadari sesuatu. Di dinding tepat di belakang lemari itu, ada sebuah pintu yang tersembunyi. Aku bergidik ngeri, namun istriku malah kelihatan tertarik.

Ayo, buka! Siapa tahu ada harta karun di sana!”

Haha ... lucu sekali.”

Kami membukanya dan tubuhku membeku. Ternyata, selama ini tak pernah ada kejadian paranormal yang menghantui rumah ini.

Di dalamnya, tergeletak kerangka sang anak gadis dari keluarga Johnson. Ternyata ia tak pernah kabur dari rumah ini.

Dan jarinya ... jarinya terlihat aus karena terus menggaruk ...

1 comment:

  1. Terinspirasi dari film The Orphanage 2007!

    ReplyDelete