Ketika aku masih
muda, aku mendapat pekerjaan sebagai pekerja konstruksi. Suatu malam, kami
dikirim ke lokasi konstruksi. Para pekerja sedang membangun jembatan di atas
danau.
Saat itu adalah
shift malam, jadi untuk melihat apa yang kami lakukan, kami harus menyalakan
serangkaian lampu sorot untuk menerangi area tersebut. Aku bertanggung jawab
untuk memasang lampu sorot dan memastikan generator yang memberinya tenaga
berfungsi dengan lancar.
Sebagian besar
pekerja konstruksi berada di bawah jembatan. Aku berdiri di sebuah bukit kecil,
di samping generator dan lampu sorot. Karena saat itu sudah tengah malam, aku
memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Tiba-tiba, lampu
padam dan kegelapan melingkupi kami.
Kudengar sebuah
suara berteriak, "Generatornya kehabisan bahan bakar!"
Aku merasa aneh
bahwa generator sudah kehabisan bahan bakar, karena aku baru saja mengisinya
sekitar setengah jam sebelumnya. Butuh beberapa saat untuk menemukan bahan
bakar, tapi ketika berhasil mengisi tangki lagi. Generator mulai hidup dan
lampu menyala kembali.
Saat itu, aku
melihat salah satu pekerja konstruksi tergeletak di sisi jalan. Aku pikir dia
jatuh atau mengalami kecelakaan kerja, jadi aku bergegas untuk membantunya.
Ketika aku melihat pria itu lebih dekat, aku menyadari bahwa dia sama sekali
tidak terluka. Namun, dia gemetar dan giginya bergemeretak. Dia hampir tidak
bisa berbicara karena ketakutan.
Aku menghubungi
pekerja konstruksi lainnya dan memberi tahu mereka ada yang salah. Lalu, aku
meletakkan selimut di bahu pria itu dan memberinya secangkir teh untuk diminum.
Ketika dia tenang, dia akhirnya bisa memberi tahu kami apa yang membuatnya
begitu takut.
Saat lampu padam,
ternyata dia yang berteriak bahwa generator sudah kehabisan bahan bakar. Saat
matanya mulai terbiasa dengan kegelapan, dia melihat sesuatu melayang di atas
danau, diterangi oleh sinar bulan yang pucat.
Benda itu langsung
datang ke arahnya. Dia hanya bisa melihat bentuk gelap, tapi dia mengatakan itu
sepertinya bulat dan berbulu. Dia pikir itu mungkin balon atau sesuatu yang
lain, tapi benda itu terbang terlalu cepat.
Hanya ketika benda
itu mendekat dalam jarak 3 atau 4 meter, dia akhirnya dapat melihatnya.
Itu adalah kepala
wanita yang putus ... dan menyeringai padanya.
Seperti inilah penampakannya:
Kuyaaang...
ReplyDeleteOpo kowe krungu...
Jerite ati ku
Delete"Bahan bakar e entek, boss"
Untung bacanya siang-siang
ReplyDeleteriddle lagi dong bg dave
ReplyDeleteAaaarrrrggghhhhh.... Baca pas malem2. Mana jendela ga pake gorden. Langsung deh reflek ngelirik ke jendela... Hiks..
ReplyDelete~Nadeshiko~
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemantap
ReplyDeleteyahh udh abis ceritanya. nunggu setahun lagi deh. hufft..
ReplyDeletebabay~
kaget w
ReplyDeleteDuh.....gw kerja proyek
ReplyDelete