REDDIT DARK TALES #20:AKU PUNYA KAKEK DI INDONESIA

Terinspirasi dari tulisan: Hack_Shuck “I HAVE COUSINS IN CALIFORNIA”

“Aku punya kakek di Indonesia.” Lydia berkata di tengah kelas, “Aku mengunjungi mereka, ketika aku berumur 6 tahun.”

Seluruh anak kelas 5 hampir terlelap tidur dalam kebosanan, namun begitu mendengarnya, mereka semua menatap ke arah Lydia, tampak tertarik dengan ceritanya.

“Oh, benarkah Lydia?” tanya Mrs. Carey, guru sejarah mereka, “Kau tak pernah mengatakannya kepada kami. Coba ceritakan, seperti apa rasanya tinggal di sana?”

“Di sana cuacanya sangat panas dan jenis tanamannya berbeda dengan di sini. Pdi sana sering hujan dan ak pernah ada salju. Di sana tak ada Disneyland seperti di sini, tapi aku suka di sana. Pantainya sangat indah. Pasirnya putih dan lautnya amat biru. Kami bisa melihat terumbu karang dan ikan warna-warni berenang. Hutannya juga amat lebat dan banyak binatang-binatang eksotis!”

Seluruh kelas terdiam, mencoba membayangkannya.

“Kedengarannya tempat itu amat indah, Lydia.” kata Mrs. Carey kembali sambil membenarkan kaca matanya, “Ceritakan, bagaimana dengan kakekmu? Apa dia masih tinggal di sana?”

Lydia mengangguk, “Kata ibuku, kakekku masih terperangkap di sana. Tak ada yang berhasil keluar ... ehm, aku tak boleh membicarakannya, kata ibuku. Membuatnya sedih.”

“Kau sangat berani mau menceritakannya, Sayang!” puji Mrs. Carey, “Aku yakin teman-teman sekelasmu juga sangat tertarik mendengar seperti apa Indonesia saat negara itu masih ada.”

Walau ia tersenyum, namun ia merasa muak mengingat apa yang terjadi tahun lalu. Semua terjadi begitu cepat. Awalnya semua orang berpikir itu hanya penyakit biasa. Banyak wabah terjadi di Asia, malaria, demam berdarah, virus flu burung, SARS ... namun penyakit ini beda. Ada yang ketika terinfeksi langsung menunjukkan gejalanya, namun ada pula yang tak menampakkan pertanda apapun, akan tetapi menularkannya pada orang lain. Atau lebih buruk lagi, menunjukkan gejalanya bertahun-tahun kemudian.

Virus itu dianggap bahaya laten. Awalnya hanya satu kota. Orang-orang yang terinfeksi dikarantina. Mereka membangun dinding di sekitarnya, namun percuma. Penyakit itu mulai menyebar. Ke seluruh penjuru pulau, negara ... Mereka yang ingin melarikan diri justru membuat penyebarannya makin luas. Tentara melakukan apapun untuk menghentikannya. Membakar kota-kota, membunuh semua orang, tak peduli mereka terinfeksi atau tidak.

Namun tetap saja, tak ada yang tersisa. Semua komunikasi dimatikan. Sambungan internet dimatikan. Tak ada yang tahu apa yang terjadi di Indonesia ataupun penjuru Asia lainnya sekarang. Namun yang guru itu tahu, kalaupun ada yang tersisa, mereka pastilah menjadi kanibal.

Bel-pun berbunyi.

“Baik Anak-anak. Hari ini kita selesai mempelajari Asia. Besok kita akan mengingat Eropa, Afrika, dan Australia. Baca buku pelajaran kalian!”

“Semua murid membubarkan diri. Namun saat mereka keluar, mereka berusaha untuk tidak bersentuhan dengan Lydia. Kasihan, sejak saat ini ia akan dijauhi, pikir Mrs . Carey.

Namun ada hal yang lebih penting untuk dilakukannya. Ia menekan nomor dan menelepon secara diam-diam.

“Halo, apa di sini CDC?”