“The Blue Light
Signal”
Penulis:
MechDog2395
"Lampu biru di terowongan 346 telah padam."
Frank berkata sambil menyerahkan surat perintah kerja kepadaku.
Ini adalah yang ketiga kalinya bulan ini.
Lampu biru adalah indikator untuk panggilan darurat di
terowongan kereta bawah tanah. Sesekali lampu itu padam. Tugas untuk
memperbaikinya jatuh padaku karena akulah satu-satunya yang tahu caranya. Aku
menyiapkan peralatanku, juga sepatu boot tebalku, helm kerja, senter, rompi
oranye dan banyak hal lainnya ... belum lagi lampu pengganti.
Peron kereta bawah tanah sibuk dengan orang-orang yang
pulang dari kerja. Tidak ada yang memperhatikanku saat aku melempar tasku dan mulai
mengepaki barang-barang. Aku hanyalah pekerja kereta bawah tanah. Anak-anak terkadang
akan menatapku dan aku hanya mengedipkan mata. Orang tua tidak menyadarinya.
Tidak ada lagi yang mau untuk berpaling dari ponsel mereka di zaman ini. Tidak
ada yang peduli padaku, selama kereta api mereka berjalan tepat waktu.
Aku melompat turun dari peron ke rel. Aku pernah ke
sini sebelumnya, jadi aku harus cepat. Berjalan ke terowongan ini, terasa
seperti berjalan ke dalam sauna. Panas sekali di sini, namun aku sudah terbiasa.
Aku menuju ke terowongan 346 dengan berjalan hati-hati di atas rel kereta api.
Ada sosok di depan.
"Halo?" Aku berseru sambil mengangkat
senterku.
Siapa pun orang itu dengan cepat menyelinap ke salah
satu ceruk di sepanjang dinding terowongan dan berjongkok di sana. Ia terlihat
seperti anak kecil, tapi aku tidak tahu apakah itu laki-laki atau perempuan.
Saat aku mendekat, anak itu mendongak.
Itu bukan anak kecil.
Wajahnya cacat dengan daging yang berkerut, seperti
bekas sayatan. Lebih buruk lagi, matanya besar dan hitam ... seperti hiu.
Aku dengan cepat membuka tas dan meraih ke dalamnya.
Aku menarik keluar gadis kecil yang kuculik dari peron
kereta bawah tanah tadi. Membius mereka dengan kloroform adalah cara terbaik
untuk membuat mereka tak berdaya. Mencoba mengangkut tas dengan anak yang
menggeliat di dalam bukanlah tugas yang mudah. Lebih berat lagi harus pergi
secepat mungkin sebelum ibunya menyadarinya.
Aku menyerahkan gadis itu ke makhluk dengan kepala seperti
sarang lebah itu. Ia mencengkeram gadis itu dengan lengan panjang seperti
laba-laba dan mulai merayap pergi di dinding melengkung, membawa gadis itu ke
suatu nasib yang tidak diketahui. Aku sama sekali tidak ingin tahu apa yang
mereka lakukan dengan anak-anak itu. Aku tak mau bermimpi buruk selama
semalaman.
Makhluk-makhluk di terowongan itu memberi tanda dengan merusak
salah satu lampu biru. Jika itu terjadi, sudah tugasku untuk memberi mereka
anak kecil.
Itulah kesepakatannya.
Mungkin kamu bertanya, kenapa aku melakukannya? Kamu
tidak akan menyukai jawabanku. Jika orang tahu tentang hal-hal itu, mereka akan
menutup terowongan.
Dan aku takkan punya pekerjaan.
Seperti aku katakan tadi, semua orang ingin kereta
mereka berjalan tepat waktu.
Ee buset, sebulan tiga kali, aturan tuh mahluk udah gemukgemuk. Awokawokawok. NauGi, Batayul, ayo, mampir sini
ReplyDeletesebulan 3 kali mana bisa gemuk. sehari tiga kali baru dah gemuk
DeleteWah cara benerinnya gitu rupanya.. serem juga 😱
ReplyDelete