“A Garden In Full Bloom”
Penulis: aSimpleTown
Di bawah
matahari terik di tengah hari, taman bersinar dengan warna merah dan oranye dan
kuning yang mengembang di halaman rumput yang terawat indah.
Ketika para
dokter memberitahuku bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk melawan
kanker paru-paru dari bertahun-tahun kebiasaan merokokku, semua warna terkuras
dari duniaku. Sulit untuk melihat keindahan ketika hidupku akan segera
berakhir. Kesuraman itu diimbangi hanya oleh kehangatan senyum putriku.
Selama
hampir satu tahun, dia telah merawatku, dan aku sekali lagi mulai menikmati
hal-hal kecil. Tawa setelah makan bersamanya. Menghisap rokok terakhir saat
matahari terbenam. Bau bunga yang mekar di halaman rumah. Oksigen murni nan
segar yang mengalir saat napasku terhubung ke tangki silinder oksigen itu.
Pelukan hangat putriku setelah ia membantu membersihkan diriku, untuk menghapus
rasa malu dan tidak berdaya yang kurasakan.
Namun,
ketika menantu laki-lakiku kehilangan pekerjaannya, kegembiraan itu mulai
memudar. Tawa di keluarga kami semakin pendek dan kemesraan mereka makin
berkurang. Makanan menjadi tidak beraroma dan tiap malam aku tak bisa tidur
karena mendengar pertengkaran mereka.
Aku tahu
tagihan medisku terus bertambah. Aku tahu putriku terpaksa berhenti dari
pekerjaannya untuk merawatku. Aku tahu betapa beratnya hal-hal yang telah
mereka hadapi. Tetapi aku tidak pernah tahu betapa seriusnya hal itu sampai aku
mendengar menantunya bertengkar dengan para kolektor tagihan. Sampai aku tahu dia
telah mengambil pinjaman di bank. Sampai aku menemukan polis asuransi jiwa baru
atas namaku yang dibuat tanpa sepengetahuanku.
Aku tahu
akhirnya saat itu datang ketika dia bersikeras agar putriku pergi ke luar kota
bersama teman-teman wanitanya selama akhir pekan. Aku tahu saatnya telah datang
ketika ia sudah minum-minum, padahal hari bahkan belum sore. Aku tahu ini
saatnya ketika ia menghabiskan waktu terlalu lama di dapur.
Tetapi aku
sabar menunggu. Aku terbiasa menunggu di kantor dokter. Aku terbiasa menunggu
selama berbulan-bulan kemoterapi dan operasi. Ya, aku sudah terbiasa menunggu. Jadi
ketika dia datang ke kamarku, aku sudah tidak takut lagi.
Dia menutup
pintu di belakangnya saat dia memasuki kamarku.
Dia
menggumamkan permintaan maaf, mengatakan dia tidak bisa menungguku mati lebih
lama. Dia memutus selang oksigenku dan duduk di sampingku dengan sedih,
berharap istrinya tidak akan pernah tahu.
Senyum melintas
di wajahnya. Aku tidak yakin apakah itu karena sukacita melihat warna-warni
bunga di halaman kami atau karena kamar ini terendam dengan oksigen murni yang
mengalir keluar dari tangki silinder yang dia buka.
Di akhir
hidupku, aku hanya berdoa agar putriku akan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Saat aku
menyalakan rokok terakhirku, ruangan itu memancarkan cahaya merah dan oranye
dan kuning yang berkilau di tubuh kami yang berapi-api.
Ah, bunuh diri bareng atau emang niatnya menantunya bunuh di bapak, tp jadinya dua2nya kebunuh.
ReplyDeleteAyoo dibaca lagi siapa aku siapa dia
DeleteAku-nya kakek itu, dia-nya menantu laki-laki? Tapi masih belum ngeh sama kalimat terakhir jadinya :/
DeleteAku adalah yang berusaha mendapatkan dia tapi dia mengacuhkanku... :(
DeleteKamarnya terbakar karena oksigen mudah terbakar, sebelum dibunuh oleh menantunya sang bapak sengaja menyalakan rokok agar mati bersama sehingga putrinya dapat uang asuransi dan pendamping yang baru
ReplyDeleteSetuju sama yang ini
Deletesetuju juga~
DeleteIronis, udah tau kena sakit paru2 masih lanjut ngrokok aja
ReplyDeleteKarat
hahaha bener banget
DeleteJangan2 si aku itu roh si ayah yg koma di RS...
ReplyDeleteBang Daveee thank you for being passionate in translating and writing original stories, enak bacanya :D btw kan aku biasanya baca lewat hp, tp blognya selalu kebuka versi web-nya, gimana nge-setting biar jadi tampilan hp yo?
ReplyDeleteWah itu dr hape masing2 π
DeleteWell si bapak emangan sengaja itu biar mati bareng sama menantu.. Dalem hatinya, dengan ini putriku bisa dapet yg lain HAHAHAA (ketawa antagonis khas sinetron indo)
ReplyDeleteWarna warni he said? Warna warni ledakan lebih tepatnya
ReplyDeleteItu bukan tabung oksigen, tapi tabung gas elpiji 3 kilo yg ada tulisan "hanya untuk masyarakat miskin" tapi yg beli orang berduit (sedikit sarcasm) huehue
ReplyDeleteBiasain dong bang sekiranya ada yg jawab bener ya dikasih tau kalo itu bener , dan kalo udah berhari2 ga ada yg bener dikasih tau dong jawaban yg benernya gimana . biar jadi ga males baca yg selanjutnya . biasaan dari dulu gantung begini . coba mampir ke blog lo lagi bang setelah kurang lebih 1 tahun ga kesini eh masih begini juga. Cuma saran bang
ReplyDeleteSeni adalah ledakan
ReplyDeleteKenapa judul ini mengingatkanku pada merk cat?
ReplyDeleteWarna warni kebakaran ya maksudnya?
ReplyDeleteπ itu bapak gak rela mati sendiri (kehabisan oksigen, kan selang di cabut) trus dia berdoa anak ceweknya punya kehidupan yg lebih baik.. jadi nyalain rokok buat terakhir kalinya dan ngajak si menantu ikut dia ya π wkwkkwk, bapanya gak tega anaknya dia tinggal sama si suami. kan suaminya tega... maafkan yg selama ini jadi silent rider, rasanya dah 4 tahunan aku ngikutin ini blog π di tunggu lanjutannya kak dave
ReplyDeleteini mah jatohnya malah cerita sedih. mengharukan gitu. ga ada horror ata thriller2nya wkwk
ReplyDeleteHmmm bukannya kalo ngirum oksigen murni mati ya bang ehehehe
ReplyDeleteHappy ending~ nice story, bang..
ReplyDelete-pout
Gini kah maksud ny,, menantu ny sebener ny pengen bunuh mertua ny supaya dapet asuransi , tapi karna keburu mertua ny tau niat ny, jadi sebelum/saat menantu masuk si mertua nyalain rokok supaya pas menantu nyabut selang oksigen, oksigen yg keluar jadi kebakar n' ngebakar mereka ber2??
ReplyDeleteHufftt.. Ngos2 an nyebutin pjg lebar n' ribetπ
Weddeh
ReplyDelete