“Old
Enough For What?”
Penulis: GuyAwks
Setiap kali
aku bertanya kepada Ayah apa yang ia lakukan di ruang bawah tanah, jawabannya
selalu sama.
"Akan
kutunjukkan saat kau cukup umur."
Aku
membayangkan maksudnya adalah
cukup umur untuk menyetir,
sehingga aku bisa membuang mayat untuknya di hutan. Atau mungkin cukup umur untuk minum alkohol, sehingga aku bisa mencari korban
berikutnya di bar. Atau mungkin, cukup umur untuk memiliki pistol, sehingga aku
bisa lebih efisien dalam membantai korban berikutnya.
Satu
hal yang harus kamu ketahui tentang ayahku adalah: dia pembunuh berantai.
Oh, dia
menyembunyikannya dengan cukup baik dari dunia luar. Tapi, jujur saja, aku
sudah tahu rahasia kecilnya yang kotor selama bertahun-tahun.
Saat berusia
lima belas tahun, aku melihat ayah tersayangku menyeret terpal keluar dari
pintu depan di tengah malam. Kemudian muncul noda darah di pakaiannya, suara
jeritan dari lantai bawah, dan
wanita-wanita yang ia ajak ke rumah tak pernah keluar. Tidak susah untuk
menarik kesimpulan dari fakta-fakta itu.
Aku
tahu satu hal yang pasti: aku tidak sabar untuk ikut bersenang-senang.
Bersama-sama, kami
akan menjadi tim yang
sempurna - ayah dan anak. Aku bahkan akan meneruskan karyanya jika ia sudah
pergi. Itu memang hakku semenjak lahir!
Beberapa hari
setelah ulang tahun aku yang ke-18, Ayah akhirnya memutuskan untuk mengikutkanku
dalam aktivitas rahasianya.
Sungguh
menakjubkan ketika
ia menjelaskan kepadaku sifat buasnya sudah merupakan panggilan sejak kecil;
bagaimana semenjak
ibu meninggalkannya bertahun-tahun yang lalu, dia telah membunuh wanita-wanita cantik yang mirip
dengan ibuku sebagai bentuk
olahraga.
"Spencer,
aku ingin kau
meneruskan warisanku" dia mengumumkan. Aku berdecak
kagum.
Kampun turun
ke ruang bawah tanah. Aku menemukan bahwa ruangan ini sama sekali tidak ssemengerikan
seperti yang kubayangkan.
Rantai, pemotong
daging, awetan organ tubuh - semuanya ada di sana. Selama berjam-jam, aku dengan rasa
senang yang membuncah
memeriksa berbagai instrumen penyiksaan. Hanya memegangnya di tangan aku, aku
bisa merasakan berat mereka yang sebenarnya; semua nyawa yang telah mereka
ambil, semua penderitaan yang akan mereka timbulkan.
"Ini
luar biasa, Ayah!" aku terkekeh. "Kau tahu ... kau benar-benar tidak
perlu menunggu selama ini untuk memberitahuku semua ini!”
"Ya,
Nak" Ayah menyeringai, sedikit kebencian muncul di suaranya. "Seperti
yang aku sebutkan sebelumnya, aku memang membutuhkanmu saat kau cukup umur ..."
“Cukup umur untuk apa?”
Dia
tersenyum.
"Cukup umur untuk hukuman mati."
Di kejauhan,
kudengar sirene polisi menggelegar.
Yaaaah....
ReplyDeleteJangan tetlalu tinggi menilai dirimu nak, metong chan kan, jadinya. Hhhhh
Polisi ga cukup waktu untuk menemukanmu, spt ketika cewek Maat--siapa? Alice--yang terjebak di ruang kabin bawah tanah pembunuh berantai.( Baca : Untill dawn)
Jadi keinget webtoon bastard
ReplyDeleteSungguh ayah yang baik dan penyabar, rela nunggu anaknya gede biar bisa jd tersangka atas semua perbuatan ayah nya.. uuh so sweet...
ReplyDelete-malih
"Di kejauhan, kudengar sirene polisi menggelegar"
ReplyDeleteBeuh, anaknya jadi kambing hitam... Bapaknya nunggu anaknya cukup umur, biar anaknya bisa dijadiin "tersangka pelaku" terus dihukum mati deh...
~Nadeshiko~
klo udh dijawab, jgn dijawab lagi tong. nadeshiko..
Deleteribet amat si Dzul
Deletemantep banget awokwok
ReplyDelete