Polisi itu duduk di sofa dengan pena dan buku catatan di
tangannya. Wanita tua itu datang dengan secangkir teh dan meletakkannya di atas
meja di depannya.
“Sebelum Anda membawa aku ke kantor polisi, mungkin aku
harus memberi tahu Anda mengapa aku melakukannya, Pak,” katanya. “Sebenarnya, semuanya
kulakukan agar ada yang menemaniku. Aku hanyalah seorang wanita tua yang
kesepian dan anak muda sepertinya tidak pernah ingin menghabiskan waktu dengan aku.
Aku hanya ingin duduk dan berbicara dengan seseorang."
Polisi itu menatapnya tanpa ekspresi.
"Mrs Ordway adalah yang pertama," katanya
sambil duduk di kursi berlengannya yang nyaman. “Dia datang ke pintuku untuk
menjual produk kecantikan. Aku mengundangnya ke dalam dan membuatnya secangkir
teh. Aku pergi ke dapur dan mengambil kapak. Kemudian, aku merangkak ke
belakangnya dan memotong kepalanya. ”
“Yang berikutnya adalah Tuan Bilgeman. Dia tukang ledeng
dan dia memperbaiki pipa bocor di dapurku. Saat sedang beristirahat dari
pekerjaannya, aku memberinya secangkir teh. Lalu, aku mengambil kapakku dari
belakang sofa dan memotong kepalanya juga. "
“Yang ketiga adalah tukang koran. Jimmy Watkins kecil. Aku
mengatakan kepadanya untuk masuk sembari aku mencari dompetkku. Dia tidak minum
teh, jadi aku memberinya sepiring kue kering. Anak-anak tidak dapat menolak kue
yang enak, bukan? Sementara dia mengunyah kue-kue itu, aku memotong kepalanya dengan
kapak. ”
“Aku menyimpan kepala mereka ke dalam lemari dan
terkadang mengeluarkan mereka untuk berbicara dengan mereka. Siang dan malam. Aku
bercakap-cakap dengan mereka. Mereka membantuku agar aku tidak merasa kesepian.
Satu-satunya masalah hanyalah apa yang harus dilakukan dengan mayat-mayat itu. Aku
mulai bosan harus membuang mereka. Jadi, aku mendapatkan solusi yang cerdas.”
"Apa yang aku lakukan? Sederhana saja. Aku menyisakan
satu tubuh dan menggunakannya untuk semua kepala. Ketika aku bosan berbicara
dengan salah satu dari mereka, aku akan melepaskan kepala itu, mengembalikannya
ke lemari, dan meletakkan kepala lain di tubuh. Bukankah itu pintar? ”
Polisi itu tidak menjawab.
"Yah, aku sedikit bosan dengan percakapan kita,
petugas," kata wanita tua itu sambil mendesah.
Dia berdiri, melepaskan kepala polisi itu dan mengembalikannya
ke dalam lemari. Kemudian, dia menurunkan kepala pramuniaga dan menaruhnya di
badan itu.
"Oh, selamat siang, Nyonya Ordway," katanya.
“Senang bertemu dengan Anda lagi. Bagaimana kabarmu? ”
Nenek tersavage, nenekku pahlawanku
ReplyDeleteTernyata polisinya udah kena jebakan batman juga
ReplyDeleteGreget ni nenek :v
ReplyDeletePenyakit mental ni nenek. Jadi inget film the voices (2015). Cowok yg suka motongin kepala orang terus disimpen di kulkas. Tiap hari diajakin ngobrol 😫😫😫
ReplyDelete