“Halloween,
2017 “
Penulis:
sac_boy
Bel pintu
berdering untuk kelima kalinya sekitar jam 9, tepat ketika aku hendak mematikan
lampu. Anak-anak seumuran SMP
(mungkin terlalu tua untuk Halloween)
menengadahkan tangan
mereka untuk meminta permen.
Aku senang untuk membantu - aku
memberikan sebagian besar marshmallow jumbo buatan istriku, yang mereka terima.
Ketika ketukan
lain terdengar setelah
pukul 10 dan aku tengah asyik menonton berita, aku memerlukan usaha
ekstra untuk membuka pintu
dengan senyuman. Kali ini hanya ada satu anak kecil dengan topeng kerangka plastik dan kostum yang
dibikin asal-asalan seolah dia berasal
dari tahun 1987. Aku memberikan semua permen yang kami tinggalkan dekat pintu dan kembali ke depan
TV dengan segenggam bir.
Terdengar ketukan lain ketika aku bersiap tidur dengan
istriku pada 11.45 dan aku
membungkuk keluar dari jendela, berharap memergoki siapa pun yang berusaha
mengisengiku malam-malam begini.
Yang mengejutkanku adalah sekelompok anak kecil berkostum
Halloween dengan tas yang
ditengadahkan ke atas, seolah mereka berharap menerima permen. Aku menyalakan lampu teras dan menemui mereka.
"Apakah
ini tidak terlalu larut malam?" aku bertanya, tetapi mereka beringsut pergi
tanpa balasan
setelah kuberikan mereka sisa permenku.
Kami tertidur
ketika bel pintu berdering pada pukul 1 dini hari. Aku berdiri tak percaya melihat
bayangan bergerak di kaca
pintu yang buram.
"Itu
paling para remaja yang kembali dari pesta Haloween," kata istriku. "Masih ada
marshmallow di dapur.
Serahkan saja sebelum mereka melakukan sesuatu yang bodoh."
Jadi aku
melakukannya, sembari sedikit saja membuka pintu, dan seutas lengan yang kurus mengambil kantung permen itu dengan cepat. Mereka lari dengan
suara tawa yang membuatku bergidik.
Hanya itu permen yang kami miliki. Kami tidak punya apa-apa untuk memberi
anak gadis
berkerudung merah yang merangkak di teras kami pada pukul 3.30 pagi, sosok kurus menyerupai
tengkorak yang menggedor dengan kencang
pintu kami pada jam 4 dini hari,
gerombolan goblin
yang menekan bel berkali-kali
pada pukul 5:20, si kembar siam yang meneriakkan nama kami pada jam 6.
Tidak ada apapun
untuk anak berkostum babi
yang menangis seperti kucing. Seorang pria tanpa
kulit yang mengutip Kitab Yudas. Burung gagak seukuran manusia dengan paruhnya yang
mengetuk-ngetuk kaca. Pria yang mengaku sebagai diriku, pulang dari kerja.
"Ini
semua lelucon!"
kataku, masih tidak
mempercayainya. Sekitar jam 10 pagi, istriku dengan letih mengatakan bahwa matahari seharusnya
muncul. Ada yang benar-benar salah dengan Halloween tahun ini.
Sekarang
setelah jam 2 dan listrik mati. Hari masih gelap. Ponsel kami mati dan tidak
ada apa pun di layar televisi kecuali siaran statis.
Bahkan radio-pun tak berfungsi. Aku
mendengar sesuatu bergerak di atas atap. Kami sudah membuat
bekal dan membawa senjata. Kurasa
kami akan lari secepatnya
menuju ke mobil.
ini terlalu fantasi bgt. mereka berdua masa tiba2 ke dunia lain gitu sih?
ReplyDeleteini rumahnya ditutupin makhkuk2 gitu ya dari luar,makanya dikira gelap? trus itu kenapa katanya mati lampu tapi tv nya nyala?
ReplyDeleteWEIRDMAGEDDON.
ReplyDeleteanjay isekai wkwkwk
ReplyDelete