Thursday, November 22, 2018

REDDIT #2: URBAN LEGEND


Penulis: mh1666

Judul Asli: “Urban Legend”


Temanku Sarah mengalami masa-masa sulit. Aku menawarkannya tinggal di apartemenku hingga ia mampu bangkit kembali. Aku bangga memiliki apartemen yang rapi dan bersih, namun Sarah selalu membuatnya menjadi berantakan.

Sarah banyak minum, alkohol maksudku. ia memang asyik jika diajak berpesta, namun tidak di rumahku. Sarah akan tidur sepanjang hari dan begadang saat malam hari. Aku berusaha keras mengatur rutinitasku agar aku tak membangunkannya.


Aku perlu liburan, beberapa hari tanpa Sarah. Aku tak mengatakan yang sejujurnya padanya, tentu saja. Ketika aku sedang bersiap untuk pergi, Sarah masih terlelap di tempat tidur.

“Aku mau pergi sekarang, Sarah. Ada yang kau butuhkan sebelum aku pergi?” aku berteriak ke arah kamarnya.

“Bisakah kau mematikan lampunya?” ujarnya setengah menggerutu.

Setelah mematikan lampu, akupun meninggalkan apartemen. Sekitar sejam kemudian di tengah perjalanan aku baru tersadar bahwa aku meninggalkan charger hapeku. Aku jelas takkan pergi tanpanya, jadi akupun kembali. Aku benar-benar lupa Sarah meminjamnya tadi malam dan charger itu pasti masih berada di kamarnya.

Ketika aku tiba kembali di apartemenku, aku memutuskan bahwa hal terbaik yang bsia kulakukan adalah dengan membiarkan lampunya tidak menyala dan menemukan chargerku di dalam gelap, agar aku tak membangunkan Sarah.

Akhirnya, aku menemukan chargerku dan merasa lega. Akupun melanjutkan perjalananku dan akhir pekanku berlangsung penuh euforia, jauh dari stress.

Namun cerita berubah ketika aku pulang. Aku masuk ke apartemen dan menyadari ada yang aneh. Surat-surat tertumpuk di depan pintu. Jendela yang dulu kubiarkan terbuka kini tertutup. Dan kondisi ruang depan masih sama seperti saat kutinggalkan dulu.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar tidur.

Aku sudah tak mampu lagi mengenali Sarah yang terendam di dalam kubangan darahnya sendiri. Satu-satunya kata yang terlintas di pikirkanku adalah “penjagalan”. Ya, dia telah dijagal dengan seluruh isi perutnya kini telah tumpah ke lantai.

Di dinding kamar tertinggal sebuah pesan yang ditulis dengan darah.

“Kenapa kau tidak menyalakan lampunya?”

Polisi akhirnya datang dan aku menceritakan semuanya kepada mereka. Mereka percaya, terutama dengan alibi yang diberikan orang tuaku kepada mereka.

Aku tersenyum. Siapa tahu meniru urban legend ternyata bisa berhasil juga.

12 comments: