Judul
Asli: “I Can Remember My Brother, But Why Did My Parents Always
Deny That I Had One?”
Penulis:
Hack_Shuck
Di
tanganku, akhirnya aku memegang sebuah foto yang setelah
bertahun-tahun pencarian, menawarkan bukti, bahkan mungkin
SATU-SATUNYA bukti, bahwa aku memiliki seorang kakak.
Ingatanku
tentangnya amatlah kabur, tapi aku punya banyak memori tentangnya,
sehingga aku tak mungkin salah. Dulu, aku adalah anak yang
sakit-sakitan dan selama masa kecilku, aku jarang diizinkan untuk
bermain di luar. Jadi, aku tak terlalu bergaul dengan anak-anak lain.
Hanya ada aku dan kakakku. Kami bahkan berbagi kamar tidur yang sama.
Kakakku malahan lebih penyakit ketimba aku. Tubuhnya kurus dan
wajahnya pucat, sehingga dalam ingatan dan mimpiku (karena aku sering
memimpikannya), kulitnya hampir seputih kertas.
Aku
cukup yakin ia memerlukan transfusi darah secara teratur dariku:
inilah yang paling kuingat tentang waktu-waktu kami bersama yang
sangatlah singkat bagiku. Ia membutuhkan untuk tetap bertahan hidup.
Ia memanggilku “saudara sedarah”.
Namun
anehnya, orang tuaku terus bersikeras bahwa aku adalah anak
satu-satunya. Anehnya, aku bahkan tak bisa mengingat namanya. Namun
ia selalu ada di dekatku, mungkin hanya sampai ketika aku berumur 5
tahun. Aku yakin bahwa dia bukan hanya sekedar “teman khayalan”-ku.
Aku
ingat ia pergi bersama kami ketika keluarga kami mengunjungi tempat
bermain dan karnaval, walaupun ia harus berhati-hati karena kulitnya
mudah terbakar di bawah sinar matahari.
Tapi
entah mengapa, tiba-tiba saja, dia tak ada lagi. Aku percaya bahwa
orang tuaku berusaha melindungiku dari kenyataan yang menyakitkan.
Namun mengapa setelah sekarang aku lebih dewasa dan bisa menerima
kenyataan sepahit apapun, orang tuaku tak pernah mau membicarakannya?
Aku berkesimpulan bahwa hal ini mungkin terlalu menyakitkan bagi
mereka.
Ibuku
meninggal tahun lalu. Namun bahkan di saat-saat terakhirnya menjelang
ajal di atas ranjang, saat aku bertanya tentang keberadaan kakakku,
ibuku tetap menyangkalnya. Dan pada saat itu aku mengatakan bahwa
ibuku merasa takut.
Ayahku
sudah pikun sejak bertahun-tahun lalu, jadi dengan kematian ibuku,
aku tahu bahwa takkan ada yang bisa memecahkan misteri ini, kecuali
diriku sendiri. Aku akhirnya menggeledah rumah milik ibuku untuk
mencari foto-foto lama keluargaku. Ia selalu menyembunyikan foto-foto
ini dariku. Kau bisa mendapatkan 24 foto dari sebuah rol film. Tapi
di setiap album, hanya ada 22 atau 23 saja. Dan aku bisa melihat ada
beberapa bagian foto yang terlihat dipotong dengan gunting, jelas
oleh orang tuaku.
Namun,
mereka membuat sebuah kesalahan. Pada salah satu foto yang digunting
itu; foto yang kini tengah kupegang, kuamati, bahkan hingga membuatku
terpaku selama berjam-jam, mereka berusaha membuang bagian foto
dimana kakakku terlihat. Namun di foto itu, tertinggal tangannya,
melingkar di bahuku.
Itu
adalah salah satu foto dimana aku tidak mengenakan kalung salib perak
di sekeliling leherku. Orang tuaku membuatku berjanji untuk tidak
pernah melepaskannya, tak pernah! Namun sebagai anak kecil, aku
seringkali lupa larangan itu.
Aku
terlihat amat pucat di foto itu, namun tangan kakakku bahkan terlihat
lebih pucat. Bahkan, tangannya sekurus tulang belulang. Jari-jari
tipisnya sekana menancapkan kukunya ke dalam dagingku, seperti lima
buah jarum suntik yang menghisap darahku.
'Kakaknya' itu vampir yang ngehantui dia kah?
ReplyDeleteJangan2 itu memang bukan kakaknya
ReplyDeletekembar siam kah?
ReplyDeleteEeenggggg
ReplyDeleteIni bukan riddle padahal, tapi gue ga pahaamm
ReplyDeleteAmpuunn.. Di comment an bahkan belum ad jawaban ny..
ReplyDeleteI need the answeerr..
Jadi yg dianggap kakaknya ini sebenarnya vampir yg ngikutin dia dan ngisep darahnya sejak kecil (mgkn vampirnya jg tinggal di rumah itu) akhirnya ortunya berhasil ngusir vampir itu dan ngelak kalo ditanya anaknya soal masa lalunya. Kasian ya udah diisep darahnya tapi dianggap kaka ade doang :(
Delete