“Sayang, aku pulang!” teriakku pada
istriku saat membuka pintu. Kulirik arlojiku. Sudah hampir jam 11
malam. Ini keterlaluan, pikirku. Karena kantorku benar-benar lumpuh
akibat mati listrik. Bosku sudah murka semenjak listrik mati jam 11
tadi. Ada banyak meeting yang terpaksa harus kami cancel. Lift juga
berhenti beroperasi sehingga aku terpaksa turun dari lantai 10
menggunakan tangga.
Di luarpun kesialan terus menimpaku.
MRT dan KRL tidak jalan. Lantas bagaimana cara aku kembali ke
rumahku? Beruntung, ada teman kantorku yang memberiku tumpangan.
Namun perjalanan kamipun jauh dari kata mulus. Lalu lintas
benar-benar kacau karena semua lampu merah ikut mati. Dan kau tahu
kan betapa tak tahu aturannya pengemudi di Jakarta?
Terima kasih banyak PLN, huh!
“Sayang, kau sudah pulang? Bagaimana
sekolah tadi?” aku membuka pintu kamarku. Terlihat dalam kegelapan,
siluet tubuh istriku terbenam dalam selimut yang ia kenakan. Ia
memang bekerja sebagai guru di pusat kota.
“Aman kok, Sayang.” jawabnya,
“Anak-anak dipulangkan lebih awal karena mati lampu tadi.”
“Baguslah. Paling tidak kau lebih
beruntung daripadaku, bisa pulang lebih awal.” jawabku.
Aku segera mengambil power bank dari
dalam laci dan menghubungkannya ke hapeku. Akupun menyalakannya dan
langsung masuk notifikasi, termasuk 17 missed call dari istriku.
“Omong-omong maaf ya jika dari tadi
aku tidak membalas SMS atau teleponmu. Hapeku benar-benar mati tadi.
Powerbank-ku juga ketinggalan di laci.”
“Tidak apa-apa kok, Sayang.” suara
istriku di sampingku menjawab.
Aku membuka inbox dan ada 5 SMS dari
istriku.
“Sayang, kau dimana? Apa di tempatmu
mati listrik juga?”
“Aku bakalan pulang agak sore.
Anak-anak banyak yang belum dijemput orang tua mereka. Oya sepertinya
mati listrik ini terjadi di seluruh Jabodetabek.”
“Sayang, semua anak sudah pulang tadi
aku sendiri yang nggak bisa pulang. MRT nggak ada yang jalan.
Bagaimana ini?”
“Sayang apa kau sudah pulang? Ada
teman yang menawariku menginap di kostnya. Kamu ingat Ambar kan?”
“Sayang aku tidur di kostnya Ambar.
Pulang besok pagi kalau sudah ada MRT jalan. Miss U!”
“Apa?” pikirku, “Jika istriku belum pulang lalu siapa yang ...”
Sosok di belakangku mulai terbangun.
Aku bisa merasakannya.
Akupun menoleh dan melihat wajahnya
ketika selimut yang menutupi tubuhnya mulai tersingkap.
Walaupun tanpa membaca SMS itu, aku
langsung tahu sosok yang berbaring di sebelahku tadi bukanlah
istriku.
Sebab mata istriku takkan menyala dalam
gelap.
yahh ada pelakor
ReplyDeleteSa ae si hantu nikungnya
ReplyDeleteKucingnya pinter, dia tau si suami ditinggal sendiri di rumah, mana gelap kan. Jadi dia mau nemenin tidur di kasur biar ga kesepian :3
ReplyDelete