Judul
asli: “Uncle Tommy's Visit”
Penulis:
Writal2
“Sekarang
ingat, ayah tidak ingin kau berbicara dengannya kecuali jika ayah ada
di dekatmu, mengerti?”
“Ya,
Yah.”
“Ayah
serius! Rapikan bajumu—dia ke sini.”
Pintu
depan mengayun, membuka ke dalam, dan di sana berdiri Paman Tommy.
Tubuhnya terbenam dalam keringat setelah seharian bekerja di bawah
teriknya musim panas.
“Panas
banget di luar, ya?” katanya sembari meletakkan tasnya di atas
lantai dan melepaskan ikatan tali sepatu boot-nya. “Terima kasih
sudah mengizinkanku menginap malam ini.”
“Hanya
jika kau menepati janjimu untuk pergi pagi-pagi buta.” ayahku
menjawab dengan nada dingin.
“Tentu
saja.” ia tersenyum.
“Nah,
sekarang ...” Paman Tommy menoleh ke arahku dan berlutut agar bisa
menatapku, “Mana pelukan untuk Paman Tommy? Sudah lama sekali sejak
aku terakhir melihat keponakan kesayanganku.”
Aku
mengambil sepasang langkah maju ke arahnya dan memberikannya pelukan.
Ia membalasnya dengan dekapan erat yang membuatku merasa tidak
nyaman. Kubiarkan suara lenguhan pelan keluar dari mulutku.
“Apakah
kau tahu suhunya di luar sana hampir 40 derajat?” ia bertanya
sembari menyentuh lengan panjang kemejaku.
“Aku
belum keluar seharian.” jawabku.
“Hei,
bukannya kamu punya PR yang harus dikerjakan?” sergah ayahku.
Aku tahu
itu adalah aba-aba agar aku pergi, jadi akupun kembali ke kamarku.
Malam
harinya aku berbaring di atas ranjang, membolik-balik posisiku karena
tak mampu tidur dengan nyaman. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah
kaki di lorong, tepat di luar kamar
tidurku. Setelah keheningan yang merayap selama beberapa detik, pintu
kamarku membuka perlahan tanpa suara, dan siluet hitam seorang pria
memasuki ruangan. Kemudian, pintupun tertutup kembali.
Selama
beberapa detik tak ada apapun selain keheningan. Aku bahkan sampai
berpikir bahwa aku hanya memimpikannya, jika bukan karena suara
napasnya yang seolah-olah dihembuskan secara seksama.
Tangannya
kemudian menyentuhku.
Ia
meraba perutku, kemudian mengangkat kaosku ke atas. Dari sudut mataku
aku bisa melihat dua hal: cahaya senter saku yang muram dan mata
Paman Tommy yang menatap tubuhku, seolah tengah mempelajari kulitku
yang telanjang. Jemarinya terus merabaku, kali ini untuk melihat
punggungku. Tiba-tiba, ia beranjak membuka pintu dan keluar. Aku
mencoba kembali untuk tidur dan akhirnya berhasil.
Dia
sudah pergi ketika aku bangun.
Menjelang
siang, telepon rumahku berbunyi. Kala itu ayahku sedang keluar.
“Halo?”
angkatku.
“Hai,
Sayang!”
“Paman
Tommy?”
“Ya.
Apa ayahmu ada?”
“Tidak.
Ayah pergi ke toko.”
“Bagus!”
katanya, suara sedikit bergetar. Dia diam sejenak, kemudian berbicara
kembali, “Aku menelepon karena masalah kemarin malam. Aku tidak
tahu apakah kamu bangun atau ti—“
“Aku
bangun.”
“Well,
kalau begitu aku langsung saja. Aku ada pertanyan untukmu dan aku
ingin kau jujur pada pamanmu ini.”
“Ya?”
“Luka
dan memar itu, darimana kau mendapatkannya?”
Gue kira bakal disantap atau setidaknya pamannya homo, plot twist yang bagus. wkwk
ReplyDeletenice twist ๐๐๐
ReplyDeleteKEREN
ReplyDeleteHurufnya kayanya kekecilan deh bang, perbesar dikit donk biar enak bacanya
ReplyDeletefont lo aja di gedein
Deletewkwkwk sorry itu dari bloggernya ga tau pas gw upload jadi kayak gitu fontnya, tapi udah dibenerin kok
DeleteKupikir pamannya yang mau ngapa-apain si aku. Ternyata pas malem-malem itu cuma mau ngeliat
ReplyDeleteUdah suudzon sama paman tommy duluan :(
ReplyDeletepaman nya tahu masalah child abuse...
ReplyDeleteaku sudah suujon ama paman Tommy :(
ReplyDeletemaafkan aku paman :( kucinta kaauu
kasian paman Tommy
ReplyDeletehuwa yang aku tunggu" :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKirain diap in gitu sama paman ny supaya bisa tidur.. Soal ny sebelum ny bilang gak bisa tidur kan๐
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete