Judul
Asli: “When Death Is Bored ... “
Penulis:
Shoeslacesfaces
Yang
bisa kulakukan hanya menekan satu tombol.
Satu
tombol merah besar, yang punya dua fungsi:
Satu:
Buka
Dua:
Tutup
Buka,
dia masih ada di sana. Ia kini tak terlalu jauh.
Tutup.
Setelah
jatuh dari ketinggian pada usia 11 tahun, aku mengalami deformasi di
bagian tulang belakangku. Dokter mengatakan bahwa aku tak boleh jatuh
lagi. Jika tidak, aku mungkin akan lumpuh selamanya. Namun hari ini
aku kurang berhati-hati. Tanpa sadar, saat hendak memarkir mobilku di
dalam garasi ini, bagian belakang mobilku menabrak dinding.
Akibatnya, punggungku menghantam kursi dengan keras dan kini, aku
sama sekali tidak bisa bergerak. Aku terjebak, di dalam mobilku. Di dalam garasi
ini.
Aku tak
tahan lagi dengan aroma susu basi yang menguar karena kepanasan. Aku
juga seakan bisa mencicipi rasa daging yang tadi kubeli di toko
daging dan terbungkus rapi, namun kini membusuk di kursi sampingku.
Lebih parah lagi, kini aku merasa sulit bernapas.
“Aku
akan membawa anak-anak berkemah akhir pekan ini.” aku teringat kata
suamiku, “Kau akan sendirian di sini selama akhir minggu. Kau yakin
tidak apa-apa?”
“Nggak
apa-apa kok.” aku ingat jawabanku, “Nikmati saja waktumu bersama
anak-anak. Jangan telepon aku juga, toh di sana nggak ada sinyal.”
Aku juga
ingat tertawa kala itu.
Saat itu
Jumat sore dan sejak saat itu aku berada di sini. Sekarang hari
Minggu jam 8 malam dan menurut termostat mobilku, suhu sekarang
mencapai hampir 30 derajat celcius.
Aku
menekan tombol merah untuk kesekian juta kalinya.
Buka.
Aku
harus membuk pintu garasi untuk aliran udara. Aku jelas sudah mati
sejak kemarin jika saja bukan berkat tombol ini. Tidak hanya aku
terjebak did alam mobilkusendiri, namun mobilku ini berada di dalam
garasi berpintu dan beratap logam. Apalagi ini musim panas, tanpa
hujan sekalipun, dan aku serasa terbakar di dalam sini.
Kenapa
tidak buka saja pintunya terus, tanya kalian? Pasti akan ada yang
melihat dan menolong?
Masalahnya,
keluargaku tinggal di area yang terpencil. Tetangga terdekat tinggal
8 kilometer jauhnya dan jalanan di dekat rumah kami amat jarang
dilalui mobil. Sehingga aku tak bisa meminta pertolongan pada
siapapun.
Selain
itu, ada dia.
Aku tak
tahu siapa dia, tapi dia terus berada di luar garasiku.
Awalnya
aku berusaha berteriak dan menyalakan klaksonku. Saat itu ia terlihat
begitu jauh dan hanya bayangan kecil yang terlihat di kaca depan
mobilku.
Saat itu
aku pikir dia manusia, sebelum aku sadar ia tidak berada di sini
untuk menolongku.
Wajahnya
kabur dan seluruh tubuhnya hitam legam. Aku bahkan tak ingin melihat
seperti apa wajahnya. Ia berdiri, namun kakinya melengkung ke arah yang
salah, seperti kaki belakang kambing. Tangannya penuh cakar panjang dan kedua
matanya ... kedua matanya menyala sehingga di dalam kegelapan
malampun aku bisa melihatnya. Mulutnya melakukan seperti gerakan mengunyah dan darah ... ya, kurasa itu darah yang mengalir di antara taring-taringnya.
Dia tak
pernah berhenti berjalan, kecuali saat aku menutup pintunya.
Aku
menekan tombol itu sekali lagi,
Tutup.
Aduh,
panas sekali.
Buka.
Aku
melihatnya merangkak ke arahku, amat perlahan, hanya ketika ia bisa
melihatku. Semua ini hanya permainan baginya. Apa yang dia inginkan
... apa ia ingin aku mati sebelum ia mencapaiku? Karena dehidrasi?
Tutup.
Kubilang,
hanya butuh 4 atau 5 kali lagi pintu membuka sebelum akhirnya ia bisa
mencapaiku. Namun di sini terlalu ... terlalu ...
Buka
....
Mirip five night at freddy nih
ReplyDeleteSetuju tapi kalo di fnaf itu ada energynya jadi harus membatasi buka tutup pintu sampai jam 6 pagi
Delete