Aku duduk di salah
satu kursi yang masih tersedia di kafe itu. Huh, lagi-lagi mereka
salah menulis namaku, keluhku ketika membaca kopiku yang baru saja
tiba.
Aku melihat ke
sekelilingku. Rupanya tak hanya aku saja yang “mengungsi” ke kafe
ini. Gara-gara listrik mati di penjuru Jabodetabek, semua orang
kebingungan. Perlu kuingatkan bahwa ini adalah pertengahan musim
kemarau, jadi amat panas di luar sana. Karena itu aku memilih ngadem
di tempat ini. Tak perlu diragukan lagi bahwa kafe chic ini pastilah
memiliki genset pribadi sehingga AC dan wifinya masih menyala.
Kuputuskan
menyesap kopiku dan mendengarkan percakapan di sekitarku.
Di depanku ada
beberapa mahasiswi bercakap-cakap.
“Aduh, nggak ada
sinyal internet nih! Padahal aku mau update status!”
“Pakai aja
wifinya kenapa?”
“Lihat aja dong
wifinya lemot begini. Gara-gara ada banyak orang di sini sih!”
Huh, nggak bisa
update status aja pada ribut, komentarku dengan ketus dalam hati.
Dasar anak-anak manja.
Aduh, aku ingin
segera pulang. Tapi kudengar MRT tidak beroperasi gara-gara mati
lampu ini. Bahkan ada kabar kalau para penumpangnya terjebak di
terowongan dan terpaksa dievakuasi. Terbersit keinginan untuk pergi
ke sana, tapi nggak lah ... pasti ramai sekali di sana.
Kudengar pula dua
ibu-ibu tengah ngobrol di belakangku.
“Duh, kulkas
rumah mati. Bagaimana ya dengan ASI-ku yang kutaruh dalam botol.
Bayiku pasti rewel nanti.”
“Sama Jeng, aku
juga jadi nggak bisa masak. Makananku juga pasti basi semua.”
Huh, kayak gitu
aja sudah pada kebingungan. Coba kalian rasakan jika kalian ada di
posisiku.
Mayat-mayat yang
kukoleksi itu pasti membusuk semua jika freezer di ruang bawah
tanahku tidak berfungsi.
yahh persediaan daging qurbannya busuk deh :(
ReplyDeleteDave riddle like donk
ReplyDeletePost riddle lg bang dave
ReplyDeletehmm, banyak daging segar di cafe ini . .
ReplyDeleteYha beli genset dong om, biar bisa seger terus. Kalo ga punya duit buat beli, kan dalemannya bisa dijual sebagian.
ReplyDelete