Sunday, May 7, 2017

REDDIT DARK TALES #23: PAMER

 

Judul asli: Just Hold It

Penulis: ecrowe

 

Ketika aku mengatakan pada teman-temanku bahwa aku memiliki senjata api di rumahku, mereka tampak tertarik. Mereka bahkan ikut denganku ke rumah untuk melihatnya. Biasalah, anak muda seperti kami selalu penasaran. Senjata api bagi kami amat keren.

“Memangnya dimana orang tuamu? Apa mereka tidak ada di rumah?”

“Mereka ada di luar kota kok, mengunjungi kakek nenekku.”

Aku masuk ke dalam rumah dan merekapun mengikutiku.

“Wow! Lihat tempat ini! Seperti istana!” Tyler, temanku, tampak terkejut.

“Yeah, rumahku memang besar. Inilah yang bisa kau dapatkan jika orang tuamu bekerja sebagai pengacara.”

“Jadi orang tuamu tajir?”

“Begitulah. Orang tuaku selalu mengatakan seriuslah belajar dan pergilah kuliah sehingga suatu saat aku bisa menghasilkan uang seperti mereka.”

“Ini gila, Man! Ternyata kau anak orang kaya dan selama ini aku selalu membelikanmu bir?”

Aku tertawa, “Ayah nggak pernah memberiku uang. Kata mereka aku harus mendapatkannya sendiri.”

Mereka masih terpana melihat kemewahan interior rumahku.

“Ayo, ikuti aku!”

Aku berjalan melewati lorong dan tiba di kamar tidur orang tuaku.

“Apa kau yakin ini tidak apa-apa?” tanya mereka ragu.

Aku mengacuhkan mereka dan membuka kombinasi lemari besi dimana mereka menyimpan senjatanya,

“Kalian harus melihatnya! Ini keren sekali!”

Dengan suara klik, brankas itu terbuka.

Teman-temanku terperangah begitu melihat senjata-senjata yang ayahku koleksi.

“Lihat ini! Glock 17, sama seperti punya polisi. Pegang saja!”

Aku memakai sarung tangan sutra yang berada di dalam brankas dan mengambil sebuah pistol, lalu memberikannya pada Tyler.

“Hey, Tyler! Lihat ini!” aku lalu mengambil sebuah revolver, Colt 45, dan membidikkannya ke arah Simon.”

“What the fuck, Man?” ia ketakutan.

Aku tertawa, “Jangan khawatir! Nggak ada isinya kok.”

Aku lalu mengambil magazine dari pistol itu dan memeriksanya.

“Sial! Ternyata ada!”

“Apa-apaan?!”

Aku tertawa lalu mengambil sebuah AK-47 dan memberikannya pada Jay. Ia menerimanya lalu tersenyum dan bergaya seperti sniper.

Tiba-tiba dari atas terdengar suara langkah kaki.

“Sial! Mereka ternyata sudah pulang!”

“I ... itu orang tuamu?” tanya Simon.

“Sepertinya begitu. Mereka tampaknya kembali lebih cepat.”

Jay dan Tyle mengembalikan senjata itu lalu keluar dari kamar menuju ke pintu depan, diikuti oleh Simon.

Dengan tenang aku menutup kembali lemari besi itu lalu menguncinya. Beberapa saat kemudian, ayah muncul dan masuk ke dalam kamar tidur.

“Bagaimana?”

“Aku mendapat tiga set sidik jari, Yah.”

“Bagus, Nak.” Ia berkata ketika aku melepas sarung tangan sutra yang kupakai dan mengembalikannya kepada ayahku. “Bagus sekali!”

6 comments:

  1. Replies
    1. awalnya judulnya mau gue terjemahin jadi "sudah pegang saja" tapi akhirnya gue berubah pikiran :p

      Delete
    2. Untung di ganti bang, entah mengapa gua merasa ngeri kalo aja gak lu ganti judulnya.

      Yang ada pikiran gua sebelum baca 'ngapain di pegang-pegang' :v

      *NAH APAAN TUH

      Delete
  2. Untung lu ubah Dave,pas ai baca komen lu aja langsung kepikiran "apanya coba, yg dipegang"


    Regards

    ReplyDelete
  3. Liat, bapaknya pengacara, pasti bapaknya punya klien terdakwa pembunuh, makanya dia butuh bukti buat nolong kliennya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah hebat bisa kepikira kayak gitu. gue pikir malah bokapnya mau bunuh orang :o

      Delete