Thursday, February 25, 2016

SCP – MALEVOLENT CREATURES: CHAPTER 1

 

DIABOLICAL START

SCP

ADDENDUM 1

Pada tanggal                            sejumlah tujuh remaja dari berbagai fasilitas lembaga pemasyarakatan di                              telah ditransportasikan ke lokasi fasilitas SCP terbaru di                 , dengan koordinat .                   Pengamanan khusus telah dilaksanakan atas perintah                                              untuk mengantisipasi “containment breach” atau kebocoran seperti yang pernah terjadi di                       pada                             yang membunuh seluruh populasi di kota                          , Tragedi                             pada                         yang menewaskan sejumlah        personel dan        warga sipil, hingga tragedi setahun lalu di fasilitas                           yang menewaskan                            , istri dari                                                serta janin yang dikandungnya.

Tujuan pemasukan D-class personnel ini adalah mengetahui tingkat keamanan fasilitas yang baru. Usia para D-class personnel untuk misi ini dipilih antara 16 – 18 tahun. Usia muda mereka diharapkan akan memberi perbedaan hasil yang signifikan terhadap prosedur sebelumnya, yakni menggunakan para napi hukuman mati atau hukuman seumur hidup. Ketujuh tahanan tersebut berstatus “disposable” karena keberadaan mereka di masyarakat juga tidak diinginkan.

Apabila ada remaja yang bertahan hidup hingga akhir misi, demi menjaga kerahasiaan lokasi fasilitas, mereka diperbolehkan untuk                        dan                                   .

Apabila ada remaja yang lolos, maka Protokol 110-Montauk diperbolehkan untuk dilakukan.

Peringatan: mereka, dalam kondisi apapun, dilarang untuk mendekati SCP-      

***

Andrew terbangun sambil menjerit tertahan. Ia tak ingat apa yang dimimpikannya, namun yang jelas, apapun itu sangatlah mengerikan. Mungkin benak alam bawah sadarnya yang menghapus ingatan akan mimpinya itu, demi kebaikannya sendiri.

Pemuda itu terkejut begitu menyadari ia tak berada di dalam kamarnya lagi.

“Apa yang terjadi?” Andrew mencoba mengingat, namun percuma. Yang bisa ia ingat hanya namanya sendiri. Ia bahkan tak mengenali wajah-wajah di depannya. Mungkin karena ia memang tak pernah bertemu dengan mereka.

“Kau tak ingat apapun juga?” tanya seorang gadis. Ia memiliki rambut pendek ala emo dan bekas luka di pipinya. Penampilannya tampak keras dan tangguh, walaupun secercah kecantikan masih saja terpaut jelas di wajahnya.

“Hei, lepaskan kami!” seru seorang pemuda bertubuh besar dan bertopi bisbol, “Kau bilang kau akan membebaskan kami!”. Tangannya menggoncang-goncangkan jeruji besi ruang tahanan dimana mereka disekap.

“Kalian juga dibuai janji manis itu rupanya?” tanya seorang pemuda. Ia memakai kemeja rapi yang dikancingkan hingga ke leher. “Sudah kuduga, semua penawaran itu too good to be true. Akan dibebaskan kalau melakukan community service, cuih ... bisa-bisanya aku percaya.”

“Uh, aku tak seharusnya di sini ...” ujar seorang pemuda lain dengan gugup dan ketakutan. Ia tampak culun dengan kaca mata tebalnya. Berbeda dengan yang lainnya, ia masih mengenakan pakaian tahanannya. “A ... aku akan bebas dalam tiga hari lagi. Ibuku bahkan menelepon akan menjemputku ...”

“Kurasa kita akan lama di sini,” kali ini seorang gadis angkat bicara. Rambutnya yang pirang panjang menutupi separuh wajahnya, “Namaku Sadie Franco dari penjara remaja di                                                    . Darimana kalian berasal?”

“Malachi Cooper dari penjara                                                            . Senang berkenalan dengan kalian.” kata pemuda berbaju rapi itu sambil meringis.

“Kau ditahan bersama napi dewasa?” tanya Sadie heran, “Apa yang kau lakukan?”

Malachi hanya terkekeh, “Yah, kebakaran biasa. Kau?”

Sadie tersenyum, “Aku dulu dibully di sekolah dan aku hanya membalas dendam. Tapi mungkin aku agak keterlaluan. Tiga dari enam gadis yang kuserang sudah tak punya wajah lagi.”

Andrew bergidik mendengarnya. Sama sekali tak terdengar nada penyesalan di suara gadis itu, bahkan lebih seperti rasa ... puas?

“A ... aku Joshua Moore dari                                                 . Aku ditangkap karena hacking.” kata pemuda berkaca mata dengan wajah gugup itu.

“Namaku Morgan Wolf,” kata gadis berpenampilan emo, “Aku berasal dari penjara khusus remaja perempuan di                         . Aku bahkan tak ingat namanya, karena aku sudah berencana melarikan diri dari sana.”

“Kau bagaimana?” pandangan Malachi menyasar ke arah Andrew. “Kenapa kau ditahan.”

Entah kenapa, tatapan pemuda itu membuatnya merasa tak enak. Belum lagi semua mata kini tertuju ke arahnya.

“Andrew Garnet ... aku berbeda dengan kalian semua, aku tidak berasal dari penjara.”

“Aku juga!” tiba-tiba seorang gadis berseru. Selama ini ia duduk dalam kegelapan, menjauh dari yang lainnya. Itu sebabnya Andrew tak menyadari kehadirannya sejak tadi. Gadis itu memakai seragam sekolah dengan tas di pundaknya dengan rok kotak-kotak. Ia masih sangat muda, mungkin 15 atau 16 tahun dengan wajah innocent.

“Aku baru saja pulang sekolah ketika kendaraanku dihadang dan begitu bangun, aku berada di sini.” ucapnya, “Ini pasti suatu kesalahan, aku tidak berasal dari penjara seperti kalian!”

“Siapa namamu, Nona?” tanya Andrew.

“Marissa. Marissa Salazar.”

“Salazar?” alis Sadie tertarik ke atas, “Kau tak ada hubungan dengan Mario Salazar, bos mafia itu bukan?”

“Dia ayahku.” jawabnya pelan. Ia sendiri tampaknya malu saat mengungkapkannya.

“Hahaha ... segerombolan anak berandalan dan putri bos mafia.” pemuda bertubuh besar itu akhirnya angkat bicara, “Ini pasti hari baikku; terjebak di sini bersama pecundang seperti kalian.”

“Hei, aku tahu kau,” kata Andrew tiba-tiba. Ingatan kembali mengalir di kepalanya. “Aku pernah melihatmu di televisi. Kau Tyler Mason bukan, putra walikota Boston yang tertangkap beberapa kali mengemudi mabuk itu? Bahkan terakhir kali, kau menabrak seorang ibu dan bayinya hingga tewas, namun kau tak pernah dihukum.”

“Itu karena aku punya pengacara yang mahal, tak seperti cecunguk gembel seperti kalian.” ujarnya dengan sombong.

“Kau semakin membuktikan bahwa kita semua memang pantas berada di sini.” Malachi terkikik, “Lalu bagaimana dengan kau, Indian kecil? Bagaimana kau bisa berada di sini bersama kami.”

Andrew terkejut. Rupanya masih ada satu orang lagi. Selama ini ia bersila di dalam kegelapan di pojok ruang tahanan. Sebuah bulu kalkun diselipkan di ikat kepalanya yang berwarna-warni.

“Panggil aku Faye. Faye Griffin.” Ia mengangkat wajahnya yang muram dan menatap mereka semua. Matanya begitu dingin, hingga membuat Andrew merinding, “Aku ikut demonstrasi memprotes diskriminasi terhadap kaum pribumi yang berakhir ricuh.”

“Baiklah, setelah kita semua memperkenalkan diri, adakah yang bisa memberitahuku dimana ini dan kenapa kita semua dikurung di tempat terkutuk ini?” Tyler terlihat mulai kehilangan kesabarannya.

“Apakah ... apakah kalian mendapat kalung itu dari penjara kalian?” tunjuk Marissa.

Semua terkejut dan memegang leher mereka masing-masing. Benar, mereka baru menyadari bahwa ada sebuah kalung melingkar erat di leher mereka. Tidak, bukan kalung, melainkan lebih tepat disebut ikat leher.

“Kau juga memilikinya, Nona.” tunjuk Andrew.

Marissa tampak panik begitu menyadarinya.

“Sialan!” seru Tyler, “Sejak kapan mereka memasang ini?”

“Ada lampu ... ada lampu di kalungmu.” kata Morgan kepada Andrew yang saat itu berada di dekatnya.

“Di kalungmu juga.” kata Andrew. “Seperti lampu merah kecil. Dan ada inisial di kalungmu.”

“Kalungmu juga sama!” jawab Morgan, “Bacanya adalah ...”

“SCP.” lanjut Andrew.

Wajah Joshua berubah pucat saat mendengarnya, “Ki ... kita semua akan mati di sini ...”

 

TO BE CONTINUED

13 comments:

  1. Itu ada kotak sensor itu sengaja atau gw yang memang ga bisa load bang Dave?


    ~Hazelord

    ReplyDelete
  2. Lanjut ! Lanjut ! XD
    penasaran nih

    ReplyDelete
  3. apa cuma gua disini yang niat banget copy kata kata itu ke microsoft buat nyari tau apa tulisannya tapi kagak ngefek :'v

    ReplyDelete
  4. Kayaknya bkal asik nih...
    D tnggu lanjutannya bang dave...��

    ~ Venzuu ~

    ReplyDelete
  5. Lanjutkan bang !! Tak sabar menunggu,wkwkwk

    ReplyDelete
  6. MAMPUS LO BAKAL MATI MAMPUS *evil laugh

    ReplyDelete
  7. pas baca tulisan yang di blok-blok itu di kepalaku seperti ada sensor *tiiiit*, eh bukan sensor yang tidak sengaja loh ya maksudnya kaya reflek aja gitu xD keep writing, nice start!

    ReplyDelete
  8. tampilan blognya gak seru... lebih baik hitam dari pada biru... kan biar DARK DARKER DARKEST

    ReplyDelete
  9. Hebat bang dave. Walau banyak sensornya tetep gak bikin bingung. LANJUT!!

    ReplyDelete
  10. Baru baca... Saya bantu +1 aja min.. :D

    ReplyDelete