Wednesday, August 3, 2016

HINGGA FAJAR MENJELANG: UNTIL DAWN REBOOT

 

NOVELISASI DARI GAME “UNTIL DAWN”

until_dawn

 

INI ADALAH SEBUAH PERMAINAN – DAN PEMENANGNYA ADALAH YANG BISA BERTAHAN HIDUP ... HINGGA FAJAR MENJELANG

  ***

Sepuluh sahabat menghabiskan liburan mereka di sebuah resort ski terpencil. Hingga suatu malam kebahagiaan mereka berubah menjadi tragedi ketika lelucon yang mereka mainkan berujung pada kematian. Kini, didorong rasa bersalah, mereka yang tersisa mengadakan reuni setahun kemudian, hanya untuk menemukan bahwa seorang pembunuh berantai misterius mengincar mereka. Satu demi satu tewas di tangan sang penjagal. Siapakah sang pembunuh yang sebenarnya? Dan siapakah yang berhasil selamat hingga fajar menjelang?

Cerita bersambung ini terinspirasi oleh game bertema horor slasher berjudul “Until Dawn” yang dikombinasikan dengan gaya penulisan ala “Fear Street” karya RL Stine.

***

PROLOG

DOKTER ITU memakai baju seragam putihnya dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Ia mengambil buku catatan dan mulai merekam sesi bersama pasiennya.

Ia duduk dan menatap wajah remaja di depannya. Sayang sekali, semuda ini harus sudah mendekam di rumah sakit jiwa seperti ini, pikir psikiater itu.

“Hai, namaku Dr. Hill. Siapa namamu?”

Ia tak menjawab.

“Baiklah, kalau begitu apakah kau mau menjawab pertanyaan lain?”

Ia hanya mendongak, tanpa ekspresi.

“Desember lalu saat Natal, kau dan delapan temanmu menghabiskan liburan di sebuah resort ski terpencil milik keluarga Washington. Namun para ranger dari taman nasional setempat kemudian mendapat panggilan radio darurat dari tempat kalian berada. Katanya satu demi satu dari teman kalian terbunuh. Benarkah?”

Ia hanya menatap wajah dokter itu. Air mata mulai mengalir di pelupuk matanya.

“Ketika tim penyelamat tiba, mereka menemukan mayat teman-temanmu. Hanya kau yang berhasil selamat. Tak ada saksi mata lain. Bisakah kau menceritakan apa yang terjadi sebenarnya?”

“A ... aku ...” bisiknya. Semua seakan kembali mengalir di ingatannya. “Aku ingat cable car itu ...”

 

BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment