Sunday, November 6, 2016

KAIDAN: PLATFORM

 

KAIDAN

Seorang pria sedang berdiri di tepi peron kereta api. Biasanya, ia akan mendengarkan musik atau membaca buku untuk sekedar membunuh waktu. Namun hari itu, tanpa alasan yang jelas, pria itu tak melakukan apapun, hanya menatap ke rel kereta.

Pada saat itu, ia memperhatikan ada sesuatu di antara peron tempatnya berdiri dan rel kereta api di bawahnya.

Tak salah lagi, ia melihat tangan manusia. Tangan itu berpegangan pada tepi peron.

“Apa ada orang jatuh ke sana dan berusaha memanjat naik?” tanyanya dalam hati. Namun ia melihat seorang petugas kereta api yang berdiri tak jauh dari sana, sama sekali tidak mengindahkan tangan itu. Bahkan, sepertinya ia tak peduli.

Apa itu adalah fenomena supranatural? Hantu? Ini adalah kali pertama pria itu melihat sesuatu dari alam lain. Namun bukannya takut, ia malah merasa penasaran.

Maka ia berjalan ke tepi peron itu dan melongok ke rel kereta api di bawahnya.

Pada saat itu juga, seseorang meraih bahunya dan menariknya mundur. Pada saat hampir bersamaan, hanya sela sedetik, sebuah kereta berkecepatan tingii melintas tepat di depannnya. Jika saja ia terus menunduk tadi, kepalanya pasti akan terhantam kereta itu.

Petugas stasiun yang tadi menariknya berteriak dengan marah kepadanya, “APA KAU INGIN MATI??!”

“Bu ... bukan. Aku ... aku ... hanya ...” pria itu tak merasa bersalah, “Saya tadi tak mengira akan ada kereta melintas. Saya tak mendengar ada pengumuman ...”

Sang petugas stasiun terlihat bertambah kesal, “Tadi ada beberapa kali pengumuman bahwa akan ada kereta lewat di peron ini. Suaranya amat keras, masakan Anda tidak mendengarnya?! Aku bahkan tadi meneriaki Anda supaya menjauh dari rel!!!”

Pria itu sama sekali tak mengerti. Ia tadi tak mendengar teriakan atau suara apapun. Mustahil jika ia tak bisa mendengarnya. Melihat situasi itu, seorang gadis berseragam sekolah mendatanginya dan dengan ragu berkata.

“Pak, saya tadi melihat tangan itu ...”

“Nah, kau juga melihatnya kan?” pria itu merasa senang, “Tangan itu ada di tepi peron kan?”

“Bukan,” gadis itu menjawab dengan gemetar, “Saya melihat ada tangan-tangan yang menutupi telinga Anda ....”

2 comments: