Sunday, November 6, 2016

KAIDAN: FOOTSTEPS

 

KAIDAN

Insiden berikut ini terjadi pada tahun pertama aku mulai bekerja setelah lulus kuliah. Pada saat itu aku tinggal di sebuah gedung apartemen berlantai 5. Suasana di sekeliling tempat tinggalku amat tenang dan damai. Karena itulah aku amat menyukainya.

Namun, seperti orang zaman dulu bilang, tiada gading yang retak. Ada sebuah kejadian yang membuatku memutuskan meninggalkan gedung itu.

Seseorang (saat itu aku mengasumsikan salah satu penghuni gedung itu di lantai atas) memiliki kebiasaan buruk menuruni tangga pada jam 3 pagi. Aku dapat mendengar langkah kakinya menuruni tangga tiap malam.

Aku belum pernah melihat orang tersebut, namun dari suara langkahnya, aku menduga mungkin ia seorang anak kecil.

Anehnya, langkah kaki itu berhenti setelah mencapai lantai 4 dimana aku tinggal.

Aku bukannya takut atau semacamnya, namun aku merasa amat terganggu. Namun tentu saja, setelah langkah kaki itu terhenti di lantai 4, barulah aku bisa melanjutkan tidur dengan tenang.

Setelah seminggu, langkah itu terus terdengar dan tak ada tanda-tanda akan berhenti.

“Buk buk buk ...”

Langkah kaki yang serasa mengguncang lantai itu terdengar lagi.

Suara berisik itu cukup untuk membuatku stress. Keesokan harinya, aku mengetuk pintu tetanggaku yang tinggal di lantai 4 dan menanyakan padanya tentang langkah kaki itu. Ia terlihat seperti seorang pegawai kantoran. Ketika aku menanyakannya, ia malah menjawab bahwa ia tak pernah mendengar suara langkah kaki. Jelas, ia sedang tak ingin diganggu kala itu.

Aku naik tangga ke lantai 5, namun aku menemukan bahwa kamar-kamar di sana kosong.

Aku sama sekali tak berpikir itu perbuatan hantu atau semacamnya. Aku hanya berpikir ada yang sedang mengerjaiku tiap malam. Aku kembali ke kamarku dan berpikir kalau pegawai kantoran itu cukup mencurigakan.

Pada malam itu, suara langkah kaki tersebut kembali terdengar. Karena stress yang sudah menumpuk, akhirnya aku tak bisa membendung lagi kemarahanku dan membentak orang itu dari kamarku, “DIAMLAH, SETAN!!!”

Seperti biasa, suara langkah kaki itu berhenti ketika mencapai lantaiku.

Aku mengintip ke luar untuk melihat siapa pelakunya. Namun tak ada seorangpun di sana. Pada saat itu, tubuhku menjadi serasa menggigil. Bulu kudukku terasa berdiri dan aku mulai merinding. Masih segar di ingatanku, aku segera menyalakan semua lampu di kamarku dan menyalakan TV juga. Semalaman, aku tak bisa tidur.

Keesokan paginya, saat berangkat kerja aku bertemu dengan wanita tua yang tinggal di lantai 2. Aku menceritakan kepadanya pengalaman yang kualami dan apa yang ia katakan padaku membuatku terperangah.

Sekitar 20 tahun lalu, ada sebuah keluarga beranggotakan 4 orang tinggal di lantai 5: suami, istri, dan kedua anaknya. Suatu hari, sang suami menjadi gila dan membunuh semua keluarganya. Sang anak laki-laki melihat ayahnya membunuh adik perempuan dan ibunya. Ia segera kabur dan berlari menuruni tangga. Sayangnya, ia tersandung dan jatuh di tangga. Kepalanya membentur lantai amat keras, membuatnya terbunuh seketika. Semenjak saat itu, langkah kakinya dapat terdengar pada jam 3 dini hari, tepat pada saat kematiannya.

Seusai mendengar cerita itu, tanpa pikir panjang aku segera pindah dari apartemen itu dan tinggal di rumah temanku.

Yang membuatku ketakutan, benar-benar ketakutan, adalah ketika sang wanita tua itu mengatakan bahwa hanya aku satu-satunya orang yang tinggal di lantai 4.

Lalu siapa pegawai kantoran yang aku temui itu?

7 comments:

  1. Mungkin...pegawai kantoran yg lagi nyasar

    ReplyDelete
  2. Kan bapaknya belum mati. Cuma gila. Jadi pegawai kantoran yang si Aku temui itu mungkin bapaknya (yang sudah waras kembali)

    ReplyDelete
  3. Hiiiii jgn jgn wanita tua itu juga...

    ReplyDelete
  4. Jgn" wanita tua itu juga nenek nya si anak lelaki

    ReplyDelete
  5. Jgn2 nenek itu adalah sang lelaki :v

    ReplyDelete
  6. kan bapaknya lom mati
    cz nda diceritakan

    ReplyDelete
  7. Kok tumben gedung hunian ada lantai 4nya. Biasanya di langkah

    ReplyDelete