Sunday, November 6, 2016

KAIDAN: CRY FOR HELP

 

KAIDAN

 

Saat itu umurku masih 12 tahun. Pada liburan musim panas, orang tuaku mengajakku dan adikku untuk piknik ke alam bebas. Di sana dekat dengan pegunungan dan ada sungai yang cukup deras mengalir di sana. Kami membuka bekal kami dan menatanya di atas tanah berumput yang lapang. Seingatku, hari itu amat cerah.

Ketika ayah dan ibuku menyiapkan makanan, aku dan adikku, Nori, pergi bermain ke sungai.

Orang tua kami melarang kami pergi pada awalnya, namun kami mengatakan bahwa kami hanya akan bermain di bantaran di tepian sungai, tidak bermain air dan masuk ke sungai.

Aku sangat sibuk mengamati serangga sehingga tak menyadari bahwa Nori pergi sendirian. Begitu aku sadar, ia sudah tak ada lagi di sampingku.

“Nori!”” teriakku. Aku mencarinya, namun aku tak melihatnya dimanapun.

“Nori!” aku terus memanggilnya, namun tak ada jawaban. Aku mencoba mencari orang tuaku, namun mereka juga tak lagi terlihat karena aku berjalan terlalu jauh menyusuri sungai.

Aku mulai panik dan menangis.

“Kak, tolong aku!”

Tiba-tiba aku mendengar jeritan adikku. Asalnya dari sungai.

Aku segera bergegas ke sana dan melihat tubuhnya terbawa arus sungai. Kepalanya masih muncul di atas air dan ia melambai-lambaikan tangannya ke arahku.

“KAK! TOLONG AKU!”

Kemudian aku menyadari, iia tengah berpegangan di sebuah batang kayu, mencoba bertahan agar tidak tenggelam.

“KAK! TOLONG AKU!”

“Tung ... tunggu aku!”

Waktu itu aku tak punya waktu untuk memanggil orang tuaku karena takut adikku akan segera tenggelam jika aku tak segera menolongnya.

Aku segera turun ke bebatuan di pinggir sungai dan mencoba meraihnya. Namun itu amat suit sebab ia terjebak di tengah sungai. Satu-satunya cara adalah masuk ke sungai itu. Aku tak keberatan basah dan aku juga bisa berenang, jadi saat itu aku merasa itu bukanlah masalah.

“KAK, TOLONG AKU!”

“Sebentar aku ke sana!”

Namun ketika aku menginjakkan kaki ke dalam sungai (arusnya cukup kencang saat itu), tiba-tiba aku merasakan ada yang menarikku ke belakang.

“Hei! Sudah kubilang jangan masuk ke sungai!”

Aku menoleh. Jelas-jelas itu ayahku.

Ia menarik tubuhku ke tepian dan mengangkatku ke atas, ke tempat tadi aku mencari adikku.

Wajah ayahku amat serius dan marah saat itu.

“Ooooh ... kakak dalam masalah ...” aku mendengar suara tawa kecil. Aku menoleh dan melihat Nori ada di belakangku bersama dengan ibu.

“Ta ... tapi tadi Nori ...”

Aku mencoba melihat kembali ke sungai. Yang kulihat hanyalah tangan berwarna hitam masuk ke dalam sungai, di tempat dimana tadi aku merasa melihat Nori. Dan apapun itu, ia berenang sejenak lalu menyelam ke dalam sungai.

8 comments:

  1. Bang dave, tanya dong?. Blognya ente dapet pemasukan dari adsense ga? Kalo iya, bagi2 tips dong!!

    ReplyDelete
  2. Wihh penghuni sungai nya minta di temenin :v pasti dia Jomblo :v

    ReplyDelete
  3. Bang dave.. Gw suka bgt sama blog mu.. Terus update ya crta creepy2 nya...

    ReplyDelete
  4. Keren bang
    Semangat terus bang buat apdetnya

    ReplyDelete
  5. Bg Dave ngapain renang di sana entar kena wasir loh :v

    ReplyDelete