Wednesday, January 18, 2017

AFTER DAWN: CHAPTER 2

 

UNTIL DAWN 2

SETAHUN YANG LALU

James Lincoln menatap peti itu masuk ke dalam mesin kremasi, sebuah oven bertemperatur ribuan derajat yang akan langsung melelehkan semua tulang dan sisa jenazah menjadi tumpukan abu. Begitu pula jas hitam yang tadi dikenakan Joshua di dalam peti saat penghormatan terakhir di gereja, itu juga akan terbakar habis.

“Mengapa ia mendandaninya sedemikian rupa jika mereka akhirnya akan membakarnya?” James tak habis pikir. Namun ia mendengar bisik-bisik di belakangnya.

Semua keluarga Fear harus dibakar. Mereka keturunan penyihir.

Hanya api yang bisa membunuh penyihir.

“Apa maksud mereka Josh akan bangkit menjadi zombie jika tidak dikremasi?” pikir James sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Keluarga Washington selalu terobsesi jika menginginkan sesuatu. Kekayaan, bisnis, kekuasaan, bahkan balas dendam. Namun tak butuh waktu lama sebelum James menyadari, semua obsesi itu bukannya datang dari anggota keluarga Washington.

Semua itu berasal dari keluarga Fear yang masuk ke keluarga itu.

Damona Fear, ibu Josh, adalah sosialita yang kecantikannya tetaplah awet walaupun seharusnya ia sudah seumuran nenek-nenek. Tak ada yang tahu masa lalunya sebelum ia menjadi anggota keluarga Washington yang amat terpandang. Namun tak ada yang mempertanyakan kekayaannya.

Mereka semua mempertanyakan darimana asalnya.

Ia muncul begitu saja, entah darimana, seakan ia menyusup dari balik kabut.

Fear, mendengar marga itu saja sudah membuat James merinding. Urban legend tentang keluarga Fear yang biasa ia dengan sewaktu kecil ... ia tak bisa membayangkan Josh, sahabatnya, menjadi bagian darinya.

Damona kembali menyandang marga aslinya ketika ia bercerai dengan Wallace Washington, suaminya, sekaligus ayah Josh. Hubungan mereka goncang semenjak kematian Dawn dan Hope, putri kembar mereka. Hal itu pulalah yang menyebabkan Josh sempat masuk rumah sakit jiwa. Dan perceraian mereka sama sekali tak membantunya untuk pulih.

Banyak gosip gila berterbangan mengenai alasan mereka bercerai. Mulai dari kabar burung bahwa Damona pernah memiliki seorang anak di luar pernikahan sebelum ia bertemu Wallace. Ada juga versi lain dimana Wallace menceraikannya karena menemukan alat-alat dukun ilmu hitam milik Damona. Mereka bilang Damona berusaha membangkitkan kedua anak kembarnya menjadi zombie.

Ah, hal-hal gila memang selalu terbang mengitari reputasi keluarga Fear; seperti burung pemakan bangkai

James selalu menganggap Josh sebagai saudaranya sendiri. Mereka belum lama bersahabat memang. James baru hadir dalam hidupnya ketika sahabat—sahabat lama Josh meninggalkannya.

Sam, Josh banyak bercerita tentang gadis itu. Kadang cerita itu membuatnya penasaran, seperti apakah rupa gadis itu?

Lamunan Josh terpecah ketika oven raksasa itu mulai menyala. Astaga, pikirnya. Ia bisa merasakan panasnya di tempat dimana ia berdiri saat ini.

Tiba-tiba ia mendengar jeritan.

Ia tak salah dengar.

Itu benar-benar jeritan ...

Berasal dari dalam peti mati itu.

Jeritan penuh kesakitan.

“Matikan mesinnya!” seru semua orang. Mereka segera berlari ke arah mesin itu dan berusaha mengeluarkan peti matinya. Tak terkecuali James.

“Josh, mustahil ...” benaknya berkecamuk, “Apa mungkin dia masih ...”

Suara jeritan itu sudah tak lagi terdengar dari dalam peti, namun segera digantikan oleh jeritan ngeri semua orang ketika mereka membukanya.

Di dalamnya ada tubuh yang sudah separuh gosong.

Namun itu bukan mayat Josh.

Itu Wallace, ayahnya.

***

 

“Karena itukah kau selalu mengikutiku?” tanya Sam dengan air mata meleleh di pipinya.

“Maaf jika aku mengganggu privasimu, namun aku sama sekali tak bermaksud jahat.” James menjelaskan di depan semua orang, “Aku hanya harus tahu, apakah Josh masih hidup. Mayatnya tak pernah ditemukan semenjak hari itu, jadi aku mengasumsikan ...”

“Apa hubungannya dengan semua ini?” Edwin menuntut penjelasan, “Maksudmu semua pembunuhan berantai setahun lalu kembali terulang?”

“Ya Tuhan!” Sam menutup mulutnya, “Tanggal ini ... Edwin benar! Ini tepat setahun! Setahun semenjak kejadian itu! Dan tepat dua tahun setelah kematian Dawn dan Hope ...”

“Tunggu! Ini benar-benar gila!” potong Clara, “Maksud kalian pembunuhnya kembali? Michael sudah dikurung ribuan mil jauhnya dari sini! Mustahil dia pelakunya!”

“Tidak!” Sam menggeleng, “Mike bukan pembunuh yang sesungguhnya. Aku yakin itu!”

“Bagaimana mungkin itu terjadi?” Chelsea terlihat panik, “Pembunuhnya berada di pulau ini? Siapa?!”

“Aku tak tahu siapa, tapi aku mungkin tahu siapa yang harus dicurigai.” James tiba-tiba menunjuk Edwin, “KAU!”

Semua mata menatap ke arahnya.

“A ... aku? Apa maksudmu?”

“Kau tiba-tiba menawarkan diri untuk menemani Sam berlibur ke Bali? Kurasa itu mencurigakan bukan? Sejak awal kau pasti mengincarnya!”

“Bagaimana mungkin aku dicurigai? Aku berteman dengan Sam dan dua sahabat karibku baru saja dibunuh!”

“Mungkin mereka adalah collateral damage karena kau berusaha membunuh Sam dan mereka saksinya.” tuduh James.

“Itu tidak mungkin!” bantah Sam, “Ed tak mungkin bertindak sesadis itu!”

“Apa kau belum mengerti juga, Sam! Perhatikan baik-baik nama belakangnya: FEAR!” James menuding Edwin kembali, “JOSH ADALAH SAUDARAMU!”

***

Edwin tertawa, “Kau tahu ada berapa banyak Fear di Amerika, James? Aku mungkin bersaudara dengannya, namun kami adalah saudara jauh. Aku hanya pernah bertemu dengannya dan ibunya waktu kecil. Saat itu keluarga kami merapatkan sesuatu, entah apa itu aku lupa. Tapi itu bertahun-tahun yang lalu dan aku sama sekali tak dekat dengannya.”

“Namun tunggu,” sela Chelsea, “Jika memang ini berkaitan dengan apapun yang terjadi di Amerika, mengapa aku dan Calvin yang tak ada sangkut-pautnya dengan semua ini harus ikut terkurung di pulau ini? Ini tak adil!”

“Maaf, seperti kubilang tadi, si pembunuh pastilah orang waras yang takkan meninggalkan satupun saksi.” cibir James.

“Kau berkata seolah-olah kita semua akan mati di sini malam ini!” Calvin akhirnya ikut angkat bicara.

Guys! Guys! Tenanglah!” sergah Clara, “Kurasa langkah terbaik saat ini adalah kembali ke kemah kita. Paling tidak kita bisa tidur semalam di sana menanti fajar. Sehabis fajar datang, kita bisa meminta bantuan.”

“Setelah fajar?” bisik Sam dengan amat pelan, hingga tak seorangpun mendengarnya, “Semoga kita semua bisa bertahan setelah fajar menjelang ...”

 

TO BE CONTINUED

 

NB: Cerita ini memuat referensi tentang karakter Fear dari serial novel “Fear Street” karya RL Stine. Karakter tersebut merupakan hak cipta dari RL Stine dan cerita ini hanya semata-mata fan fictions saja. Copyright tetap pada penulis aslinya.

No comments:

Post a Comment