Penulis: ShiftySaul
Judul Asli: “The Window Cleaner”
KETIKA aku
tinggal di kota bersama ibuku, aku selalu terganggu dengan suara dari tukang
pembersih jendela. Aku tahu itu terdengar bodoh, mereka hanya melakukan
pekerjaan mereka dan mereka dibayar untuk itu. Namun aku selalu merasa tak
nyaman ketika suara kerikan dari pembersih berbahan metal menggores permukaan
kaca terdengar di jendela kamar tidurku. Beberapa detik kemudian, suara itu
diikuti dengan munculnya wajah seorang asing.
Aku
seringkali meninggalkan kamar tidurku ketika mereka tengah membersihkannya.
Kejadian itu hanya berlangsung sebentar dan mereka hanya datang seminggu sekali
ketika ibuku sedang berada di kantor. Seringnya aku malah tak melihat mereka
sebab akupun berada di luar rumah. Ya, yang menyebalkan, aku harus pergi ke
sekolah.
Namun
ketika liburanlah, ketika aku lebih sering berada di rumah, saat itulah hal itu
lebih menggangguku. Bahkan selama beberapa kali, aku tak menyadari mereka
tengah membersihkan jendela dan aku akan masuk ke kamarku (yang pintunya
terletak berseberangan dengan jendela) dan wajahku bertatapan langsung dengan
wajah mereka. Aku bisa mengatasi rasa takutku. Aku mengatakan kepada diriku
sendiri bahwa ketakutanku hanyalah hal yang konyol.
Mungkin merasa
merasa menjadi seorang badut, bukan karena mereka membuat gembira atau
terhibur, namun mereka hanya melakukan tugas mereka dan hasilnya, mereka
malahan tanpa sengaja menakuti orang. Aku mulai merasa tidak enak pada mereka.
Mungkin mereka menyebut rumahku sebagai rumah itu dengan anak yang takut pada mereka.
Hingga hari
itu terjadi.
Saat itu
adalah musim panas yang menyengat dan jendelanya kubiarkan sedikit terbuka.
Seperti bocah lain seumuranku di musim panas, aku sedang duduk bermain Counter
Strike dengan headphone menempel di telingaku dan jelas, suara apapun di
sekitarku akan teredam oleh game-ku. Namun sudut mataku melihat bahwa jendelaku
perlahan mulai membuka. Sangat pelan dan halus, seolah ada yang ingin
membukanya tanpa menimbulkan suara sedikit apapun.
Saat itu
juga aku mengangkat telepon genggamku, berpura-pura memanggil ibuku. Jendela
itu berhenti membuka. Setelah kubuka headphone-ku, aku bisa mendengar suara
deritan logam menggores permukaan kaca dan suara yang familiar lain, yakni
tangga besi yang dilipat.
Ketika
ibuku pulang, aku masih gemetaran dengan usaha pembobolan rumah tadi. Namun
ketika aku melaporkannya tentang insiden tadi, wajah ibuku memucat seputih
kertas, sama pucatnya dengan ekspresi ketakutanku tadi.
“Apa kau
ingat seperti apa wajah mereka?” tanyanya, “Jika bisa, kau harus
mendeskripsikan penampilan mereka pada polisi.”
Aku bingung
akan apa yang ia katakan. Kenapa bukan ibu saja? Kan ibu kenal dengan mereka.
Dan saat
itulah ia mengatakan padaku bahwa ia tak pernah memperkerjakan tukang pembersih
jendela.
Jadi ini, alasan om dave vakum ngeblog?! Nyamar jadi tukang pembersih kaca toh!!
ReplyDeleteSudah berapa lama kau diintip??? Hiii
ReplyDeleteAh shit
ReplyDeletehmm udah ketebak endingnya
ReplyDelete