Penulis: VITDstories
Judul Asli: “Sub-Basement”
Evelyn
masuk ke dalam gedung apartemennya setelah berjalan sebentar dari kantornya. Ia
baru saja pindah beberapa minggu lalu karena letak apartemen ini begitu dekat
dengan kantornya, bahkan memotong waktu komuternya hingga hampir sejam,
dibandingkan dengan tempat terakhir ia tinggal. Ia tak banyak berharap dapat
menghemat pengeluaran, walaupun budget transpotrasinya terpotong banyak, sebab
itu mungkin akan digantikan dengan biaya sewa apartemen yang lebih mahal. Namun
ia mendapat kejtan menyenangkan begitu tahu biaya sewa apartemennya justru
lebih murah. Ia skeptis pada awalnya, namun review yang dibacanya secara online
cukup bagus dan apartemennya sendiri terlihat indah. Dua minggu telah berjalan
dan segalanya tampak sempurna.
Kecuali
untuk liftnya.
Liftnya
selalu rusak semenjak ia pindah ke tempat ini. hal itu adalah salah satu
keluhan yang dibacanya online. Aitu membuat acara kepindahannya ke apartemen
itu cukup melelahkan. Bayangkan naik turun 4 lantai dengan membawa barang bawaan
sebanyak itu. Namun tentu saja, itu harga yang didapatkannya dengan sewa
semurah itu. Toh, selain dari lift itu, semuanya baik-baik saja.
Namun hari
ini berbeda. Tak ada tanda “LIFT RUSAK” yang biasanya ia lihat ketika ia hendak
menaiki tangga. “Asyik,” katanya penuh harap ketika ia menekan tombol untuk
naik. Pintu lift langsung membuka dan iapun melangkahkan kakinya masuk.
Ia menekan
tombol “4” dan melihat-lihat interior lift. Warnanya bercampur merah dan emas. Menurutnya warna itu cukup cantik, seperti ekterios gedungnya. Pintupun menutup
di hadapannya. Kemudian
lampunya mulai berkedip, sebelum akhirnya mereka mat sama sekali.
Ia menatap
panel kendali karena lampu di tombolnya tetap menyala. Namun alih-alih
menunjukkan angka “4”, justru lampu itu menyala di lantai yang tadi tidak
ditekannya. Katanya hanya “SB”.
“Sub
basement?” pikirnya. Apa apartemen ini punya sub-basement?
Lift itupun
mulai turun.
Ia menekan
tombol “4” lagi, namun tak ada yang terjadi. Lift itu terus turun.
Bau busuk
mulai menguar di udara sekelilingnya. Aromanya seperti besi ... dan darah.
Kemudian terdengar suara rintihan. Suara teriakan pun mulai terdengar
berbarengan.
Lift itu
mulai melambat dan akhirnya bel berbunyi ketika telah mencapai lantai SB.
Suara-suara itu tiba-tiba terhenti.
Secara
bersamaan, suara-suara itu mulai berteriak, “DIA ADA DI SINI!”
Teror yang
terbangun di benak Evelyn selama 10 detik akhirnya mencapai klimaks. Ia membeku
oleh rasa takut.
Pintu lift
itu mulai membuka.
Evelyn
segera mengalahkan rasa takutnya dan menekan tombol agar pintu elevator menutup
kembali. Ia mulai menendang ke arah pintu. Ia tak bisa membiarkan mereka masuk.
Mereka?
Ya, mereka.
Tangan-tangan
berwarna hitam berusaha masuk ke dalam lift. Ujung-ujung jari mereka berusaha
menyentuh wajahnya, menarik rambutnya, dan mencengkeram tangan serta kakinya.
Selain itu, baunya sungguh tak tertahankan. Bau busuk yang bercampur aroma
anyir darah kini dirasuki oleh bau lain: belerang. Ia sungguh tak tahan lagi.
Tepat
ketika ia mulai merasa kelelahan berusaha membela diri, celah dari kedua pintu
itupun makin menyempit hingga akhirnya menutup kembali. lampu kembali menyala
dan lift itu mulai bergerak naik. Evelyn berjalan mundur, masih dengan gemetar,
hingga punggungnya membentur dinding lift.
Pintu
elevator akhirnya membuka di lantai lobby dan iapun langsung berlari keluar.
Semenjak
saat itu, tulisan “LIFT RUSAK” kembali terpasang.
Welcome to the hell
ReplyDeletePintu neraka?
ReplyDeleteSB apa dong?