Judul asli: “Mr. Whiskers”
Penulis: inkdwell
Setiap
kelas memiliki seorang anak yang aneh. Di kelasku, kami punya Si Manis.
Si Manis mengira
dia adalah seekor kucing.
Anak ini
menyuruh semua orang memanggilnya dengan nama “Manis”. Bukan, dia bukan anak
yang gila dan penampilannya juga tak berbahaya. Dia bahkan tergolong lumayan
cerdas. Di saat pelajaran, dia cukup normal kok.
Namun
kadang kala, dia akan pura-pura menjadi kucing, duduk di atas mejanya sambil
mengeong dan menjilati tangannya. Dia bahkan akan menggesek tubuh Anda dan
mendengkur seperti kucing sungguhan. Semua itu normal baginya.
Bagi orang
dewasa, mungkin itu cukup creepy.
Tapi seperti kubilang tadi, dia sama sekali tak berbahaya. Dia lucu, bahkan
sangat lucu. Saat istirahat, kami senang bermain dengannya dan dia menjadi
teman “hewan” yang luar biasa.
Beberapa
anak lain suka memanggilnya aneh, tetapi teman-teman sekelasku semua mengikuti
permainannya. Terkadang ini amat menyenangkan. Aku tidak pernah menghakiminya
karena perilaku anehnya. Dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri.
Aku tidak
pernah takut padanya. Aku hanya berpikir dia mencoba untuk menjadi lucu dan
disukai anak lain.
Kami bermain
pada suatu sore di akhir pekan dan dia berkata, "Meong, meong, apakah kau
ingin bertemu dengan saudara-saudaraku yang lain? Meong."
Aku seharusnya
mengatakan tidak. Aku tahu ini bakalan jadi aneh. Tapi kalau mau jujur, aku
sebenarnya ingin tahu. Akhirnya rasa penasaran akhirnya membuatku mengikutinya dan
tibalah kami di sebuah gudang. Ketika dia tiba di pintu gudang, dia mulai
merangkak dengan kaki dan tangannya.
Aku bisa
mendengar suara kucing dari dalam. Aku perlahan-lahan mengikutinya ke dalam
gudang.
Seekor kucing
mencakar celanaku. Yang lain melompat ke arahku dari jendela dan meninggalkan
goresan di lenganku. Gudang ini penuh dengan kucing liar dan mereka semua
mendesis dan melengking ke arahku. Aku mundur beberapa langkah ketika Si Manis merangkak
ke tengah ruangan.
Dia
mendesis sekali, dan mereka semua berhenti. Mereka berbalik ke arahnya dan mata
kuning mereka berkilau padanya.
Di tengah
ruangan ada sebuah lingkaran yang dibuat dari kapur di lantai. Tidak ada kucing
yang berani menyeberangi garis itu. Di dalam lingkaran, itu ada sekelompok
tikus mati.
"Ayo
makan," kata Si Manis. Dia menatapku. Semua kucing mulai mengeong.
Aku
melihatnya mengambil tikus dengan ekornya. Dia mengangkat wajahnya dan
menggigit kepalanya hingga lepas, lalu mengunyahnya.
Aku menyaksikan
darah menetes ke dagunya.
Dia
menatapku.
"Meong,"
katanya. Dan mereka semua mengeong kepadanya.
Meong meong meong, meong?
ReplyDeleteMeong, meong meong meong meong, meong meong......?
DeleteJadi inget geri
DeleteNyan.. nyan
ReplyDeleteabsolutely wibu
DeleteSi manis mencontohkan ke kucing2 liar itu cara memakan si “aku” dgn memperlihatkan cara dia memakan tikus itu..
ReplyDeleteHiiy.. nyummi~
Dan si Manis di akhir bilang "Meong" mungkin artinya juga "Makan!/Serang!" :v
Deletepsycho banget analisisnya
DeleteMerinding :'(
ReplyDelete