“The Wound that Wouldn't Heal”
Penulis: movieman94
Aku memiliki masa kecil yang fantastis. Orang tuaku ahli bedah, jadi aku
selalu dimanja. Musim panas aku habiskan di pantai dan kapal pesiar, sedangkan
musim dingin kuhabiskan untuk bermain ski.
Aku adalah pemain sepak bola yang sangat baik. Bahkan, sepak bola adalah
hidupku. Sebagai senior di sekolah menengah, aku telah menerima beasiswa ke
universitas untuk jurusan atletik. Terlepas dari keinginan orang tuaku untuk
mengikuti jejak mereka sebagai dokter, aku selalu ingin menjadi atlet dan
menguji keterampilanku di bidang olahraga. Namun, suatu hari aku dikejutkan
oleh cedera yang nyaris mengandaskan impianku.
Pada saat pertandingan mewakili sekolah, aku mendapat luka yang sangat
dalam pada kaki kananku. Itu sangat mengerikan. Aku terpaksa beristirahat
sekitar tiga minggu, tetapi aku diperkirakan dapat pulih sepenuhnya dan
melanjutkan olahraga favoritku.
Proses penyembuhan ini membuat tubuhku sangat lelah setiap malam. Aku
biasanya pergi tidur setelah makan malam dan bangun saat siang. Sejak kejadian
itu, aku seringkali bermimpi tentang seekor anjing yang menggerogoti kakiku.
Entah bagaimana, setelah sebulan, lukaku tak kunjung sembuh dan aku masih sukar
berjalan.
Aku dibawa ke dokter-dokter terbaik. Aku mendapat diagnosa kedua,
ketiga, dan keempat, tetapi tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa lukaku tak
kunjung sembuh. Padahal fisikku dalam kondisi prima dan aku sendiri belum
pernah mengalami masalah penyembuhan sebelumnya. Tidak ada infeksi di lukaku.
Kadang kala, aku bangun dan menemukan bentuk luka yang terlihat sedikit
berbeda dari malam sebelumnya. Aku awalnya sangat percaya diri bahwa aku akan
sembuh sepenuhnya, namun sepertinya jelas tidak ada proses penyembuhan yang
terjadi. Aku sangat terpukul.
Suatu malam, aku makan malam sendirian karena orang tuaku sedang keluar
untuk suatu acara. Ibuku memasak steak dengan kentang tumbuk untukku, beserta
segelas susu. Aku tidak lapar, tetapi aku tidak ingin menyinggung perasaannya,
jadi aku menyembunyikan makanan itu di dasar tong sampah dan menuangkan susu ke
wastafel. Akupun tertidur sebelum mereka pulang.
Hingga di tengah malam, aku terjaga karena rasa sakit yang membakar di
kakiku. Aku langsung terbangun dan duduk dengan cepat.
Berdiri di samping tempat tidurku, ayahku memegang pisau bedah dan
tengah mengorek-ngorek lukaku hingga kembali berdarah.
Dia menatapku dan berkata.
“Kau tidak meminum susumu malam ini ya?”
Bapak psikopat 😰
ReplyDeleteSusunya aja anestesinya bukan sih bang....? ������
ReplyDeleteKarat
Kemungkinan besar susunya anestesi. Mangkanya si aku ga sadar kalau bapak itu tiap malam bikin lukanya makin parah
ReplyDeleteOrtunya dendam anaknya gk mau ngikutin jejak karir mereka. Makanya anaknya disakitin pelan pelan 😫
ReplyDeletesusunya obat bius
ReplyDeleteOrtunya mau si anak jadi dokter juga kyk mereka. Tapi kan si anak passionnya di sepak bola. Yauda deh si bapak ga restuin. Dibikin ga sembuh2 dah tuh luka. Tpi ga sampe infeksi. Brarti ni bapaknya jago juga yaa jdi dokter bedah. Bisa tau cara agar menjaga luka tetap fresh tpi tak ada infeksi
ReplyDeleteMenurut gw, ortunya berharap klo lukanya nggak sembuh, ni anak terpaksa ganti jurusan. Dr atletik akhirnya belajar kedokteran. Harusnya suntik virus tetanus aja biar sekali kerja
ReplyDeletebapaknya kejam amat. huft!!
ReplyDeletepak pak, situ masih suka nyiksa anak sendiri?? sini biar saya telpon polisi sadjah :3