“The Phantom Bus“
Penulis: LurkingHorrorWriter
Awalnya,
aku tak menganggapnya sebagai sesuatu yang aneh. Bahkan, aku tak pernah memperhatikan bus sekolah. Itu hanya bus sekolah yang senantiasa lalu lalang di
jalan-jalan. Aku tidak menyadari ada yang salah, hingga bus itu mulai
muncul di tempat-tempat yang
tak seharusnya. Semisal, bus sekolah itu muncul malam-malam di luar sebuah bar dimana aku sering keluar untuk
minum.
Lalu aku
mulai memperhatikannya dimanapun. Bus itu selalu ada. Di dekat kantorku tempat
aku bekerja. Dekat kafe dimana aku biasa makan siang. Di dekat bioskop dimana
aku sering nonton bersama teman-temanku. Bahkan, aku bisa melihatnya di luar
jendela rumahku.
Awalnya kupikir
benda kuning itu hanya imajinasiku saat bus itu mengikutiku pulang. Namun aku melihat kaca depan
retak, sisi bus yang tergores,
dan spion depan yang separuh
pecah. Napasku tercekat di tenggorokan. Itu adalah bus yang sama. Akupun berlari
kembali ke dalam dan mengunci pintu.
Mungkin … mungkin
jika aku pergi cukup jauh,
mereka takkan mengikutiku.
Malam itu
aku absen dari pekerjaanku dan pergi
berkemah di hutan. Memang
itu bukan solusi jangka panjang, tetapi paling tidak itu tidak akan memberikanku sedikit kedamaian pikiran, walaupun
hanya untuk sementara waktu.
Namun
ketenangan itu hancur ketika
di pagi hari aku terbangun oleh suara mesin yang sedang menderu. Aku membuka
ritsleting tendaku dan melongo,
menatap keluar. Sebuah
bus sekolah terparkir
beberapa meter dari tendaku,
di tengah pepohonan yang menjulang tinggi.
Akupun
menyadari kemudian bahwa hanya ada satu cara untuk membuatnya berhenti. Aku melangkah
keluar dari tenda dan naik ke
dalam bus itu. Sopir bus itu
nyaris tidak memandangku. Aku menyusuri lorong dan duduk di bagian
paling belakang bus. Setelah aku duduk, anak-anak mulai naik ke atas bus. Beberapa merangkak, kebanyakan dengan tubuh serta
pakaian dan tas mereka yang basah. Tetapi akhirnya bus itu penuh dan
kami memulai perjalanan.
Melihat keluar jendela, aku menyadari bahwa kami tidak lagi di hutan. Bus kami berjalan di
jalan beraspal diapit oleh bukit curam di satu sisi dan danau yang indah di
sisi lain. Aku bersandar di kursi dan menunggu.
Menunggu mobil dengan
pengemudi mabuk untuk datang meluncur di jalan.
Menunggu pengemudi
bus itu mencoba mengelak dan menabrak pagar pembatas.
Menunggu
bus itu terjun membawa kami semua ke dalam danau itu.
Menunggu
suara retakan es ketika bus kami menghantam danau yang beku itu.
Menunggu
dinginnya air yang masuk melalui retakan kaca jendela dan menenggelamkan kami.
Menunggu
suara cakaran dan teriakan minta tolong dari anak-anak yang teredam oleh suara
air yang membanjir masuk.
Dan kini
aku di sini, menunggu. Mungkin dengan melihatku mati di sini, mereka akhirnya
puas dan membiarkanku beristirahat dengan tenang.
Sebab pengemudi mabuk itu ...
Dia adalah aku.
Gw bayangin pas anak2nya masuk... Pasti serem parah
ReplyDeleteAda yg merangkak, ada yg patah2,
DeleteGw kira tadi si Aku korban yg selamat bang
ReplyDeleteThis is so sad
ReplyDeleteBagus nih kalo difilmin
ReplyDelete