Thursday, February 16, 2017

REDDIT DARK TALES #6: MUDA KEMBALI (SEMI-RIDDLE)

 

REJUVENATION

Original Reddit short scary story by: copper-feather

 

Aku tidak lahir dengan keberuntungan di pihakku. Aku tak bisa berjalan dan kupikir aku jelek. Well, bukan jelek dalam arti kata menyeramkan, namun aku merasa diriku tak terlihat spesial. Aku pucat, agak kotor, dan secara keseluruhan kurang menarik (bahkan gemuk kurasa). Orang-orang hanya melewatiku yang sedang berdiri di halaman rumah, kadang memandangiku sebentar. Namun yang jelas, mereka tidak kagum padaku. Mereka memang sangat dingin terhadapku. Bahkan, tak ada yang mau berbicara denganku.

Namun suatu hari, aku memperoleh kesempatan kedua. Aku menjadi cantik! Ini berkat perbuatan seorang dokter. Oh, dia benar-benar hebat dalam pekerjaannya. Dia benar-benar merombak keseluruhan tubuhku. Aku kini memiliki wajah yang lebih baik, lengan yang lebih berotot, tubuh yang lebih menarik. Hidungku bahkan lebih mancung! Tak lupa ia memberikanku topi gratis agar penampilanku lebih memukau. Aku masih tak bisa berjalan, namun tetap saja, apa yang ia lakukan padaku benar-benar mengagumkan!

Untuk kali pertama, aku merasa luar biasa. Orang-orang bahkan tersenyum kepadaku saat melihatku di jalan. Ini benar-benar menghangatkan hatiku. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa hari, apapun yang dilakukan dokter itu padaku, hal itu mulai “luntur”. Wajahku secara harfiah meleleh. Lenganku menjadi lemah dan aku bahkan tak bisa memegang apapun sekarang. Aku ... aku seperti membusuk hidup-hidup. Apa yang monster itu lakukan kepadaku?! Kupikir dia orang baik!

Aku ingin dia memperbaikiku, namun ia telah pindah untuk melanjutkan proyek lain dan tak mau membantuku. Ia sama sekali tak peduli pada krisis yang kuhadapi. Aku tak tahu berapa lama lagi tubuh baruku ini akan bertahan. Akupun mencoba harapan terakhirku: berdoa! Ya, aku berdoa dan berharap ada yang mendengarkanku. Bahkan aku sudah demikian putus asanya sampai mau menjual jiwaku agar tubuhku dapat sembuh.

“Tapi kau tak punya jiwa untuk kau jual.” seutas suara dalam kegelapan menjawabku, “Namun kau bisa membantuku dalam satu hal. Aku akan memberikanmu tubuh yang baru dan lebih baik, namun sebagai balasannya, kau harus memberikanku jiwa-jiwa yang lain. Apa kita sepakat?”

Pilihan apa yang kupunya? Akupun menjawab “Iya.”

Tubuhku diperbaiki secara otomatis. Aku mendapat wajah yang rupawan kembali dan lenganku juga kembali, bahkan lebih baik ketimbang apa yang dokter itu lakukan padaku. Apalagi aku bisa berjalan sekarang! Aku melompat kegirangan. Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan. Aku menoleh dan melihat dokter yang telah memberikanku keindahan, hanya untuk mengambilnya kembali.

Di sanalah ia berdiri, bersembunyi di balik orang tuanya yang juga ketakutan ketika mereka berdiri di gerbang halaman rumah mereka yang bersalju.

Aku tahu dengan tepat jiwa mana yang harus kuambil untuk memulai kesepakatan ini.

10 comments:

  1. Okay, It's a snowmann, oh Godd -,-

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. wkwkwkwk ... olaf gone mad. mgkn bisa jadi dark version-nya frozen

      Delete
  3. Owh my god. Baru setelah beberapa kali baca gw baru ngerti.

    “Tapi kau tak punya jiwa untuk kau jual.” -> Si aku itu benda mati
    "Wajahku secara harfiah meleleh." -> si aku itu bisa meleleh
    "di gerbang halaman rumah mereka yang bersalju." Si aku itu Snowman!

    Damn, jadi ceritanya snowman itu bikin perjanjian dgn iblis trus sekarang bisa hidup.

    Makanya ada "Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan"

    ReplyDelete
  4. Yaampun seketika kasian dan... serem.. padahal aku penggemar frozen tapi kalo olaf nya serem... ihhh

    ReplyDelete
  5. Jadi dia dari awal manusia salju? Terus di reka-reka ama orang yg dia sebut "dokter" dengan hasil menjadi manusia salju dg bentuk tidak biasa terus tetetiba dia meleleh, bgtu? Trs nyalahin dokter itu? :`v

    ReplyDelete
  6. berarti dokter itu masih anak kecil donk.. dia aja sembunyi di belakang orang tuanya. Yaampun.. kasian, padahal dia cuma main2, meleleh kan emang kodratnya si snowman..

    ReplyDelete