Sunday, April 3, 2016

SCP – MALEVOLENT CREATURES: CHAPTER 7

 

RESENTMENT

SCP

Karakter: Andrew Garnet – Morgan Wolf – Marissa Salazar – Malachi Cooper – Tyler MasonSadie Franco – Joshua Moore – Faye Griffin – Amelia Newton – Dexter Barclay – Kate MacTiriss – Grady “The Saint” Blackburn – Hunter

***

Malachi melihat sesuatu bergerak di dalam boneka beruang kecil itu, seolah meminta untuk dilepaskan.

“Lari!” seru Josh, “Cepat lari!”

“Apa itu tadi? Maksudmu ada bayi di dalam boneka itu?” tanya Malachi sembari mengejar Josh yang lari tunggang langgang.

“Janin lebih tepatnya,” Josh bercerita, “Ada cerita tentang boneka beruang yang berkeliaran bebas di fasilitas SCP karena tidak dianggap berbahaya. Kemudian ada personel wanita, seorang ilmuwan yang tengah hamil tua, ditemukan tewas. Janin dalam perutnya tiba-tiba hilang dan boneka beruang kedua entah darimana muncul, berkeliaran di fasilitas itu. Tampaknya boneka yang pertama membuat boneka kedua dengan janin itu sebagai bahannya.”

Sementara di belakang mereka, langkah seseorang terdengar.

Ia menghampiri boneka teddy bear itu dan mengelusnya.

***

Faye terpaku melihat kandang besar dengan bekas cakaran dimana-mana. Ia telah melumpuhkan semua penjaga dan kini tibalah ia di depan kandang dimana SCP 682 dikurung.

“I .... itu anakmu?”

Gadis itu membelai kepala Faye dari belakang, “Ya ... dia lahir dari rahimku sendiri. Namun mereka langsung merebutnya dariku ... lalu menyiksanya karena ia berbeda ... sama seperti mereka menyiksa keenam saudariku yang lain dan anak-anak mereka.”

“Namun ... monster itu ...” Faye terlihat ragu. Terdengar geraman yang jelas bukan berasal dari manusia dari dalam kandang itu.

“Kumohon ... lakukan ini untukku ...” bisik wanita itu, sang SCP 231.

Girl LG G3 Wallpapers 82_censored

“Baiklah ...” pemuda itu seakan terhipnotis dengan kecantikan SCP 231; salah satu entitas paling berbahaya di fasilitas itu, walaupun ia hanyalah manusia biasa.

Faye kemudian membuka kunci kandang itu.

Monster itu langsung menyemburkan cairan asam ke arah pemuda itu begitu ia membuka pintunya. Asam itu langsung melarutkan wajah dan tubuh Faye sehingga tubuhnya kini mencair, teronggok di lantai.

SCP 231 tersenyum melihat anaknya.

“Kini tiba saatnya ... balaskan semua dendamku ... balaskan segala yang telah mereka lakukan pada ibu ...” wanita itu mulai menangis geram mengingat semua perlakuan personel SCP kepadanya ... selama Protokol 110-Montauk ...

Ia tahu benar, anaknya itu sangat membenci kehidupan. Semua jenis kehidupan.

Monster itu mengintai wanita itu sejenak kemudian memutuskan apa yang akan ia lakukan padanya.

Seperti yang ia bilang, ia sangat membenci kehidupan.

Semua jenis kehidupan.

***

“Kalian tak perlu mengikutiku. Aku mulai jengah karena kalian semua menguntitku dari belakang sejak tadi.” protes Morgan.

Andrew hanya diam di belakangnya. Amy dan Marissa mengikutinya.

“Apa kau tak lihat makhluk-makhluk yang mengintai di tiap penjuru SCP ini? Kau pasti akan mati jika kami membiarkanmu sendirian.” balas Andrew, mencoba bersabar.

“Aku bisa menjaga diriku sendiri! Bukannya justru kau tadi yang menjerumuskan kita dalam bahaya dengan mengantar gadis buta itu?”

Andrew menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak pernah bertemu dengan gadis sekeras kepala Morgan. Namun justru itu yang membuatnya tertarik padanya.

“Andy, bolehkah aku bertanya sesuatu” Marissa tiba-tiba berkata.

“Ada apa?” Andrew heran. Baru kali ini gadis itu mencoba bercakap-cakap dengannya.

“Darimana kau berasal? Maksudmu kau tadi mengatakan kau bukan dari penjara?”

Andrew menghela napas, “Ceritanya panjang.”

“Apa itu ada hubungannya dengan orang tuamu?”

“SCP ...” jawab pemuda itu perlahan. “Aku selalu tahu kematian orang tuaku pasti ada hubungannya dengan SCP. Suatu malam kami berkendara. Semuanya tampak normal hingga kami bertemu dengan makhluk itu ...”

Penjelasan Andrew tertahan. Ia terdengar terisak sejenak.

“Ah, maaf,” ia mencoba menyadarkan dirinya kembali. “Aku hanya masih sedih jika mengingat kejadian malam itu. Aku melihat monster itu mengoyak mobil kami dan memangsa kedua orang tuaku. Dan yang lebih membuatku sedih ... sebelum kejadian itu, aku bertengkar dengan kedua orang tuaku. Aku tak pernah punya kesempatan untuk minta maaf pada mereka.”

“Aku turut menyesal.” ujar Marissa penuh rasa iba.

“Aku berusaha menjelaskannya pada polisi, tentang monster yang menyebabkan kematian orang tuaku, namun mereka menganggapku gila. Mereka bahkan menjebloskanku ke rumah sakit jiwa. Namun justru di sana aku mendengar tentang SCP dari salah satu pasien yang ada di sana. Ia bahkan memberikanku senjata; foto dari SCP 096. Berbekal itu, aku masuk ke fasilitas ini.”

“Ternyata kau melalui banyak penderitaan,” Marissa serasa mengerti apa yang telah dilalui pemuda itu, “Itu menjelaskan semua keanehan itu.”

“Keanehan apa” tanya Andrew heran.

“Ah tidak. Maksudku, aku membayangkan pasti kau kesepian di dalam rumah sakit itu. Aku juga ... tak ada seorangpun yang mau berteman denganku karena status keluargaku.”

“Jangan khawatir,” ujar Andrew, “Kau pasti bertemu lagi dengan keluargamu. Rasanya tak adil jika kau dibawa ke sini karena apa yang dilakukan ayahmu.”

Marissa sama sekali tak mengeluh akan hal itu, “Sudahlah, jangan bicarakan itu. Bagaimana dengan pasien yang dirawat bersamamu itu? Bagaimana ia tahu tentang SCP?”

***

LIMA BULAN LALU – SEBUAH RUMAH SAKIT JIWA DI                         

“SCP?” tanya Andrew.

Secure Contain Protect.” bisik pemuda itu sambil melirik ke kanan dan kiri, seakan takut apabila ada yang menguping pembicaraan mereka.

“Apa benar ada organisasi semacam itu?”

“Aku membaca di internet. Dan aku sendiri mengalaminya ... SCP itu ... aplikasi yang seharusnya tak kudownload ... itu sebabnya aku sekarang amat fobia terhadap telepon genggam.”

“Apa yang terjadi sebenarnya denganmu?”

“Semua bermula sekitar 2 bulan lalu. Smartphone-ku secara otomatis mendownload sesuatu, sebuah apilkasi, mungkin akibat malware. Nama aplikasi itu adalah MalO ver.1.0.0 dan ukurannya hanya 9,8 MB, aku ingat benar. Aku berusaha menghapusnya dengan berbagai macam cara, namun tak ada yang berhasil.”

“Apa yang dilakukan aplikasi itu?”

“Pertama ia akan mengirimkan MMS berisi gambar tempat-tempat yang biasa kukunjungi dengan sesosok makhluk di latar belakangnya. Ia ... ia amat mengerikan, kepalanya tampak seperti tengkorak serigala dengan bulu hitam, namun berdiri dengan dua kaki seperti manusia. Kemudian, gambar-gambar itu semakin nyata, memperlihatkan makhluk itu berada dekat denganku, di rumah, di kamar, bahkan di belakangku.”

1471

“Lalu? Kau melihatnya?”

Dia menggeleng, “Tak pernah secara langsung. Namun aku seperti melihatnya di sudut mataku saat aku tak memperhatikan atau di permukaan benda-benda berkilau, seperti air, sendok, kaca mata, dan lain-lain. Lalu orang-orang ini datang.”

“SCP?”

“Ya, mereka menyita handphone-ku, mengatakan mereka dapat membantuku, lalu mengirimkanku ke tempat ini sambil mengancam agar tak menceritakannya pada siapapun. Namun ...”

Pemuda itu maju untuk berbisik ke telinga Andrew.

“Makhluk itu tak pernah hilang, ia selalu ada di dekat sini ... bahkan ia ada di belakangmu saat ini ...”

Andrew secara refleks menoleh. Hanya ada jendela di sana, namun wajah pemuda yang menjadi teman bicaranya itu memang terlihat amat ketakutan tadi.

***

“Hei kalian!” terdengar suara dari ujung lorong dimana mereka menuju.

Oh, aku tak percaya ini. Lihat siapa yang datang!” kata Morgan.

Dari kejauhan mereka bisa melihat Joshua dan Malachi berlari ke arah mereka.

“Akhirnya kita bisa bertemu lagi,” ujar Andrew senang, “Dimana yang lain?”

“Mati!” jawab Josh singkat sambil terengah-engah. “Sudah jangan tanya lagi.”

“Kalian melarikan diri dari apa?” tanya Marissa heran.

“Teddy bear. Ceritanya panjang. Intinya jangan pergi ke arah sana, coba jalan lain!”

“Hanya ada pintu itu. Kurasa itu menuju ke luar. Lihat kaca jendela itu. Ada bayangan pepohonan kan di sana.” tunjuk Malachi.

Mereka membuka pintu itu dan benar, udara malam langsung menyesap masuk. Mereka bisa melihat sebuah taman di luar pintu itu. Suasananya sangat sepi, namun paling tidak mereka kini sudah bisa menghirup udara luar.

Namun begitu menyadari dinding tebal yang mengelilingi taman itu, Morgan seakan menyadari sesuatu.

Guys,” panggilnya, “kurasa ini sebuah kandang ...”

 

TO BE CONTINUED

6 comments:

  1. bikin deg2an ceritanya

    btw ini komen pertamaku bang. salam kenal

    -Rachmad saflyi

    ReplyDelete
  2. Sebenernya yg bahaya itu si SCP 231 apa si monsternya yg keluarin cairan asam bang dave ??

    ReplyDelete
  3. Keren banget ceritanya bang daveeee

    ReplyDelete
  4. Hy ... bg salam kenal.
    Sebenarnya aku cuma mau baca sedikit tapi akunya yang jadi penasaran dgn klanjutannya hehe.., cerita bg dave asyik banget

    ReplyDelete
  5. aisshh... klo scp 231 kyk yg di foto mah, abang rela mau diapain juga...

    ReplyDelete