THE GRIMOIRE
Karakter: Andrew Garnet – Morgan Wolf – Marissa Salazar – Malachi Cooper – Tyler Mason – Sadie Franco – Joshua Moore – Faye Griffin – Amelia Newton – Dr. Clef – Dexter Barclay – Kate MacTiriss – Grady “The Saint” Blackburn – Hunter
***
“BERAPA SCP YANG KABUR???” Dr. Clef, pimpinan fasilitas tersebut, menghentak meja dengan marah begitu mendengar kabar buruk itu.
“682, 096, 049 ... hanya tiga. Dan kami menemukan SCP 957, 426, dan 231 mati. Jadi itu akan memotong anggaran biaya perawatan kita.” Dexter Barclay menjelaskan.
“Hanya tiga ...” dengus Dr. Clef sambil kembali duduk. “tapi semuanya keter ... itu sama sekali bukan berita bagus. Namun paling tidak ‘The Mother’ kini sudah mati. Kau tahu sendiri sudah berapa banyak personel kita yang terjebak oleh pesonanya dan terpaksa ‘dimusnahkan’.”
“Satu-satunya SCP yang ditangani dengan Protokol 110-Montauk ... ya, saya paham betapa berbahayanya dia. Tak terbayangkan jika ia melahirkan SCP lain. 682 saja sudah sangat sulit ditangani karena daya regenerasinya.”
“Lalu anak-anak itu?” tanya Dr. Clef lagi.
“Mereka masih berkeliaran di sekitar fasilitas. Terakhir mereka terlihat memasuki kandang SCP 031.”
“Mereka takkan keluar hidup-hidup.” ujar Dr. Clef, “Siapkan saja tim pembersihan di sana. Pasti kita akan membersihkan banyak potongan tubuh dari taman itu.”
***
Morgan sama sekali tak terkesan dengan keindahan taman itu. Ada air mancur yang bergemericik, kanopi dengan tumbuhan merapat, kolam kecil dengan teratai dan sebuah jembatan kecil, hingga bunga-bungaan yang berwarna-warni. Namun ia tahu, ada sesuatu yang tengah mengintai di taman yang terlihat romantis ini.
“Hei, lihat ada seseorang di sana!” tunjuk Josh.
Malachi, Josh, dan Andrew langsung terpesona melihat kecantikan gadis itu. ia sedang merangkai bunga yang dipetiknya dari taman. Andrew langsung mengenalinya sebagai Ellen, cinta pertamanya sewaktu di SMP.
“Ellen ... apa yang kau lakukan di sini?” Andrew terkejut, namun juga bahagia bisa melihat wajah cantiknya.
“Ellen? Siapa itu? jelas-jelas dia adalah Meredith, bintang youtube yang amat terkenal itu.” bantah Josh, “Aku benar-benar jatuh cinta dengannya.”
“Tidak!” sergah Andrew, “Itu adalah Ellen ... cinta pertamaku.”
“Kalian salah,” bisik Malachi, “Dia adalah milikku. Hanya milikku!”
“Tidak! Dia milikku!” seru Andrew.
“Mililkku!!!” tantang Josh.
Mereka bertiga segera berkelahi memperebutkan wanita itu.
“Kalian semua! sadarlah!” Morgan segera menghentikan pertengkaran mereka, “Lihat baik-baik makhluk itu! Dia hanyalah segumpalan daging yang bahkan tak punya tangan, kaki, apalagi wajah. Bagaimana mungkin kalian memperebutkannya?”
“Apa maksudmu? Aku sangat mencintainya!” seru Andrew.
“Aku lebih mencintainya.” balas Josh.
Malachi tak mau bertengkar. Ia hanya menatap wajah wanita cantik yang amat dicintainya itu.
Ibunya.
“Marissa, Amy, bantu aku mengeluarkan mereka dari sini!” seru Morgan, “Mereka bisa saling membunuh bila terus begini!”
***
“Mengapa kau mengajakku ke sini, Kate?” tanya Grady.
Kate menunjuk ke sebuah buku yang ditaruh di dalam lemari kaca. “Apa kau melihatnya?”
“SCP 001?” tanya Grady heran ketika membaca tulisan di lemari kaca itu, “Astaga, benda koleksi pertama SCP ... hanyalah sebuah buku?”
“Bukan!” Kate menggeleng, “Buku ini bukan SCP 001, melainkan grimoire untuk memanggilnya.”
“Grimoire? Buku tentang sihir? Aku pikir itu hanya legenda.”
“Sudahkah kau melihat makhluk-makhluk di sini? Batasan tentang apa yang nyata dan khayalan benar-benar blur jika kau sudah berada di sini.”
“Lalu kenapa kau menunjukkannya padaku?”
Kate mengangkat kaca itu dan membuka buku itu. Grady pun mengerti.
“Ada halaman yang dirobek. Kutebak itu pasti halaman yang sangat penting.”
“Ya, di halaman itu ada mantra untuk men-summon SCP 001, Grady. Dan bila SCP 001 lolos, itu bisa menjadi akhir kita semua.”
“Akhir SCP? Sekuat apa makhluk itu? Sejauh ini kita selalu bisa menangani dan menangkap kembali tiap makhluk SCP yang lolos.”
“Kau masih tak mengerti juga ... maksudku bukan akhir SCP saja,” ucap Kate dengan wajah cemas, “Namun juga akhir seluruh dunia ini.”
***
Malachi melihat kembali kertas yang telah ia robek. Ia tak bisa membaca bahasa Latin, namun ia bisa belajar.
Ia memutuskan memisahkan diri dari rombongan itu dan menuju ke jalan lain. Ia harus mencari pintu dengan simbol yang sama dengan gambar di halaman itu.
Dan sesuai kata makhluk di balik jendela itu, semuanya akan menjadi sangat menyenangkan.
Sementara itu, anggota tim lainnya masih belum menyadari kepergiannya. Morgan yang masih kesal dengan kelalaian para pemuda itu memimpin kelompok itu mencari jalan keluar dari fasilitas itu.
“Kenapa kita tidak memanjat saja dinding taman tadi? Kita pasti bisa keluar dari sana.” usul Andrew.
“Aku tak mau melihat kalian berciuman dengan massa daging tak berbentuk tadi jika kita kembali ke sana.” ujar Morgan sebal. “Hei, lihat apa itu!”
“Oh, kita benar-benar beruntung!” ujar Josh.
Di depan mereka tampak seperti sebuah garasi dengan beberapa mobil di dalamnya.
“Pilih saja salah satu dan kita akan meluncur pergi dari ini.” kata Andrew.
“Tidak, aku tak mau pergi dari sini ... aku harus mencari ayah ...” tiba-tiba Amy berbalik meninggalkan mereka.
“Amy! Amy!” panggil Andrew.
“Sudahlah, percuma!” cegah Morgan.
“Hei, apa kalian melihat Malachi?” tanya Marissa tiba-tiba.
“Astaga, dia menghilang lagi. Bagaimana, kita jemput dia?”
“Tak ada waktu. Terpaksa hanya kita berempat saja yang pergi dari tempat terkutuk ini.”
“Ada yang bisa menyetir?”
Semua menatap ke arah Andrew.
“Aku bisa ... tapi aku tak pernah menyetir sejak kematian orang tuaku ...”
“Kau pasti bisa,” Marissa menggenggam pundaknya, “Aku yakin itu.”
Andrew mengangguk.
***
“Kamera CCTV menangkap pergerakan mereka, Dr. Clef!” lapor Dexter, “Mereka sampai di garasi dan kemungkinan berusaha meloloskan diri.
“Kertas dari buku itu? Apa kertas itu ada bersama mereka?”
“Kemungkinan besar. Tapi kami belum memastikan.”
“Kita tak bisa mengambil resiko,” perintah Dr. Clef, “Kalung itu takkan membuat mereka pergi terlalu jauh. Namun jika mereka membangkitkan SCP 001 di tengah perjalanan ... itu tak bisa kita biarkan. Lepaskan SCP 745 untuk mengejar mereka.”
“SCP 745? Apa Anda yakin?” bahkan Dexter gentar mendengar nama makhluk itu disebut.
“Lakukan saja!”
***
“BRAAAAK!!!”
Para remaja itu tertawa ketika mobil mereka menghantam pintu garasi dan berhasil keluar dari gedung fasilitas SCP.
“Akhirnya!” seru Josh kegirangan, “Kita berhasil lolos.”
“Jangan gembira dulu. Kita tak tahu kita berada dimana. Mungkin saja kita di tengah gurun entah berantah.”
“Ikuti saja jalan ini, Andy!” kata Morgan, “Cepat atau lambat kita pasti bertemu dengan seseorang.”
“Lihat, itu ada mobil lain di depan kita. Mungkin mereka bisa menolong kita!” tunjuk Marissa.
Namun mereka langsung menyadari, bahwa sepasang lampu mobil di depan mereka tengah melaju tepat ke arah mobil mereka dengan kecepatan tinggi.
“Ia ... ia berusaha menabrak kita!” teriak Josh, “Cepat banting setir, Andy!”
“Dia ...” Andrew segera menyadari bahwa kedua lampu itu bukanlah lampu mobil biasa, “Akhirnya ia datang juga ...”
Andrew justru menekan pedal gas dan melajukan mobilnya lebih kencang. Semua orang menjadi panik dibuatnya.
“Andy! Apa yang kau lakukan?” jerit Morgan, “Kita akan menabraknya.”
Namun Andrew tetap melaju menuju tepat ke arahnya, sama sekali tak berniat berhenti.
“Andrew!!!” jerit Marissa.
Dalam beberapa detik lagi mereka akan bertabrakan.
TO BE CONTINUED
hiii makin mencekam
ReplyDeleteAAAAAAAAKKKK gw terial teriak sendiri masa?
ReplyDeleteWah, makin seru!
ReplyDeleteDan makin mengerikan.
Hmmm, mungkin itu mahluk yg kalo kita lari atau melambat bakal ketabrak, tpi klo kita ngebut gk kenapa2?
ReplyDeleteBtw keren ceritanya bang dave...
~Venzuu~
SCP 031. Buat para jones. :v
ReplyDeleteLanjut bang Dave. :D