DREADFUL ENCOUNTER
Karakter: Andrew Garnet – Morgan Wolf – Marissa Salazar – Malachi Cooper – Tyler Mason – Sadie Franco – Joshua Moore – Faye Griffin – Amelia Newton – Dr. Clef – Dexter Barclay – Kate MacTiriss – Grady “The Saint” Blackburn – Hunter
***
Para personel keamanan yang tadi diutus untuk menangkap Grady kini malah berjibaku melawan SCP 682 yang tengah mengamuk.
“Makhluk-makhluk menjijikkan!” monster reptil itu meraung dengan geram, “Menjauh dariku!”
Makhluk itu tampak lebih terganggu dengan kehadiran manusia ketimbang para prajurit itu terganggu dengannya. Ia segera memuntahkan asam yang segera mencerna tubuh para personel keamanan itu. Kemudian ia segera berlari ketika melihat salah satu pintu keamanan membuka.
“Aneh, itu bukan pintu menuju ke kandangnya,” ujar Grady yang semenjak tadi bersembunyi, “Kemana mereka menggiringnya?”
Ia lalu menatap Kate yang tengah ketakutan.
“Kate, aku ingin kau tetap di sini hingga keadaan aman.”
“Kau mau kemana?” gadis itu menggeleng.
“Aku harus menghentikan makhluk itu. Aku tak tahu apa yang direncanakan Dexter, namun itu tak mungkin bagus.”
“Kau tak mungkin mengalahkan makhluk itu, Grady!”
“Tenanglah, aku punya rencana.”
***
Andrew mendengar suara raungan itu makin mendekat. Ia menoleh ke belakang dan melihat pintu yang tadi mereka lalui kini telah tertutup dan terkunci secara otomatis.
“A ... apa itu yang ada di depan kita?” tanya Marissa dengan ketakutan.
Andrew berusaha melindungi kedua gadis di belakangnya ketika akhirnya makhluk itu menampakkan diri.
Namun sebelum sempat menyerang mereka, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang langsung menyibukkan monster itu, diikuti lengkingan kesakitan makhluk itu.
“Cepat kalian lari!” seru Grady yang segera menggiring mereka naik ke tangga.
“Siapa kau?” tanya Andrew ketika mereka tengah berlari.
“Apa kita bisa mempercayainya?” tanya Morgan, “Ia salah satu anggota SCP!”
“Hanya aku harapan kalian sekarang. Aku punya rencana untuk membunuh makhluk itu. Kalian harus mengikutiku ke atas.”
Marissa menoleh dan menatap dengan ngeri ketika luka makhluk itu perlahan pulih dan iapun kembali mengejar mereka.
“Bagaimana cara mengalahkan makhluk yang bisa meregenerasikan dirinya seperti itu?” tanya Marissa ragu.
“Aku akan menjelaskannya nanti! Sekarang kita harus ke ruang pantry!”
“Pantry? Apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Andrew kebingungan.
“Di sana! Cepat masuk ke sana!”
Mereka berempat segera masuk ke sebuah ruangan mirip dapur.
“Cepat tahan pintunya!” perintah Grady. Ia sendiri berjalan menuju ke depan mesin minuman otomatis dan merogoh sakunya.
“Hei, apa ada di antara kalian yang punya koin 50 sen?”
“Jangan bercanda! Ini jelas bukan saatnya minum kopi!!!” Andrew dengan kepayahan berusaha menahan pintu saat SCP 682 berusaha mendobraknya. Morgan dan Marissa segera membantunya.
“Aku benar-benar membutuhkannya! Cepat!” seru Grady tak sabaran.
“Ini!” Marissa melemparkan uang koin dari sakunya. Grady segera menangkapnya dan memasukkan uang ke mesin dispenser kopi itu.
Ia segera mengetikkan di keyboard qwerty mesin itu.
“Jus jantung SCP 682.”
“Semoga ini berhasil.” bisik Grady penuh harap.
“Cepat bantu kami!” seru Andrew ketika moncong makhluk itu berhasil menerobos pintu, walaupun Andrew dan kedua gadis itu sudah mencoba mendorongnya sekuat tenaga.
Mesin besar itu mengeluarkan suara berisik dan sebuah gelas plastik keluar. Air berwarna kemerahan kemudian keluar mengisi gelas itu sampai penuh. Di luar, terdengar jeritan makhluk reptil yang mengejar mereka tadi. Tiba-tiba perlawanannya usai dan makhluk itu ambruk, meninggalkan ketiga remaja itu keheranan.
Andrew membuka pintu dan melihat onggokan tubuh SCP 682 yang tak lagi bernyawa.
“A ... apa yang kau lakukan barusan?” tanya Marissa pada Grady yang dengan senyum penuh kemenangan membuang isi cup itu ke dalam wastafel.
“Ini bukan mesin minuman biasa, melainkan SCP 294. Dia bisa mengeluarkan semua jenis zat cair, asalkan berada di alam ini. Aku tak menyangka gunanya ternyata seperti ini.” pria itu menjelaskan.
“Terima kasih sudah menolong kami. Namun mengapa kau melakukan ini semua?” tanya Andrew.
“Aku berbeda dengan mereka, Andrew.” kata Grady penuh simpati. “Ayo, kuajak kalian bertemu dengan Kate. Ia akan melepaskan kalung kalian.”
***
Dr. Clef geram melihat para remaja itu berhasil menghabisi SCP paling berbahaya miliknya dengan bantuan Grady. Ia kini telah mengutus Dexter untuk menangani mereka sendiri.
“Apa kabar, Dokter?”
Dr. Clef buru-buru menoleh dengan ketakutan. Ternyata benar, suara itu milik makhluk terkutuk, salah satu momok paling mengerikan yang pernah mereka amankan.
Doctor Plague.
Paruh yang telah menjadi bagian tubuhnya itu bergerak ke atas ketika ia mendongak, masih dengan tudung menutupi kepalanya.
Wajah itu mengingatkannya pada topeng yang dipakai pada saat wabah Black Death merebak di Eropa. Tapi itu terjadi 600 tahun lalu.
Apa dia memang setua itu?
“Aku membawakan hadiah untukmu, Dokter ...” Doctor Plague mengangkat tongkatnya ke arahnya. “Susah sekali harus menjahit mereka satu-persatu, namun akhirnya aku berhasil menyelesaikan mereka.”
Dr. Clef berjalan mundur dengan ngeri ketika melihat sosok-sosok yang mengepungnya.
Ada Tyler Mason dengan tubuh hangus terbakar.
Ada Sadie Franco dengan tulang-tulang patah dan senyum sadisnya.
Ada Faye Griffin dengan wajah meleleh tersiram asam.
Ada Hunter dengan sobekan menganga di lehernya dan cacing-cacing transparan menggantung di lukanya.
Ada Joshua Moore dengan bekas jahitan di lehernya setelah Doctor Plague berhasil menyambungkan kembali kepalanya dengan tubuhnya.
Dan Amy Newton dengan mata berlubangnya, mengarahkan tangannya ke depan untuk menggapai Dr. Clef.
Yang mengerikan, mereka semua dijahit menjadi satu.
Ia terdesak di sana, tak bisa melarikan diri.
Kamera CCTV menangkap saat ia dimangsa oleh para mayat hidup itu, sementara Doctor Plague meninggalkan ruangan itu sambil menyeret jubahnya untuk mengincar mangsa lain.
***
Grady berlari ke hanggar, diikuti oleh Andrew, Morgan, dan Marissa. Tiba-tiba langkah mereka terhenti.
Doctor Plague menghadang mereka. Dan ia tak sendiri.
Ia membawa pasukannya, seluruh makhluk SCP yang berhasil ia lepaskan.
Di atas melayang makhluk reptil terbang raksasa, sejenis pteranodon. Grady mengenalnya sebagai makhluk yang keluar dari SCP 1437, portal menuju ke dunia paralel yang aneh. Di sana, Amerika Serikat dikenal dengan nama Spanyol, “La Republica Popular de Aguas Nuevas” atau Republik Rakyat Air Baru. Foto yang dikirim dari dunia paralel itu menunjukkan gedung-gedung pencakar langit di New york digantikan batu-batu koral primitif dengan makhluk bersayap raksasa terlihat di kejauhan.
Dua ekor kucing raksasa berwujud aneh yang dikenali Grady sebagai makluk yang keluar dari SCP 354 atau “Kolam Darah” juga ada. Satu dari makhluk itu terbuat dari es berwarna biru dan satunya dari bebatuan menyala berwarna merah tua. Di samping Doctor Plague juga terdapat SCP 1529 atau “Monster dari Everest”, sesosok makhluk yang tinggal di puncak pegunungan Himalaya dan membunuh semua pendaki yang ditemuinya. Wajahnya tampak aneh dengan kacamata goggle berukuran besar dan tubuh diselimuti beludru putih. Tak lupa, ada SCP 106, salah satu SCP paling mengerikan dengan wajah kakek dan tubuh membusuk.
Hanya itu paling tidak yang berhasil Grady kenali. Entitas-entitas mengerikan lainnya pasti masuk daftar classified atau makhluk-makhluk baru yang belum ia baca dokumennya.
Grady dan yang lainnya tak mampu berbuat apa-apa ketika puluhan monster itu menyerbu menuju ke arah mereka.
TO BE CONTINUED
lanjuuuuutt makin greget ini, merinding langsung pas katanya mayat2 tadi di jadiin satu sama doctor plague, hiiiyyy
ReplyDeleteKeren banget, bang!!
ReplyDeletedagdigdugdagdigdug apa kabar malachi ama SCP 01/?
ReplyDeleteNyari cerita serem ketemu blog ini seru banget cerita nya
ReplyDeletesalam kenal
sampai chapter berapa
ReplyDeleteNgg...Ada sedikit perbaikan, mungkin?
ReplyDeleteaku ngutip ini dari episode2 sebelumnya...
"Tiba-tiba Dexter muncul dengan alat penyembur api dan segera membakar tubuh Sadie yang telah menjelma menjadi mayat hidup itu.
Dexter sama sekali tak memberi ampun hingga tubuh itu menghitam menjadi arang dan akhirnya runtuh menjadi abu."
"Monster itu langsung menyemburkan cairan asam ke arah pemuda itu begitu ia membuka pintunya. Asam itu langsung melarutkan wajah dan tubuh Faye sehingga tubuhnya kini mencair, teronggok di lantai."
Kalau mereka udah ga berbentuk, rasanya kurang tepat kalau tubuh mereka dijahit2...
Eh, Dave gak tersinggung kan? maaf kalo aku banyak bacot...aku suka banget malah sama SCP series ini^^
-Kaz
hahaha iya kamu benar. gue keluputan sama yg itu. mungkin pembelaan yg bisa gue kasi (males ngubah jalan ceritanya soalnya) dr plague udah memodifikasi mayat sadie ama faye sebelum dijahit kembali supaya utuh lagi.
Deletebtw thanks ya buat masukannya
mantep dah nih kang dave, selalu bikin tegang tiap epusod-nya...eh, akang gak tertaring bikin akun wattpad? disana abang bisa lebih nge-eksplor bakat nulis akang yang bagus ini...coba aja tulis cerita horor disana..gak bakal rugi!
ReplyDeleteNah bener tuh bang. Gue baru nemu blog ini dan langsung suka. Semangat bang dave!
Delete-E.
cerita bang dave emang paling top,
ReplyDelete